Pemerintahan Presiden Donald Trump, melalui Departemen Luar Negeri, telah mengumumkan rencana penerimaan suaka tersebut hanya setengah jam sebelum dimulainya tahun fiskal 2021 pada 1 Oktober, yaitu Rabu malam (30/9).
Dimuat
AFP, angka penerimaan suaka tersebut turun dari tahun sebelumnya, yaitu 18 ribu. Sementara semasa pemerintahan Presiden Barack Obama, angka penerimaan suaka mencapai lebih dari 100 ribu.
Trump, yang telah berkampanye tentang pengaduan sengit terhadap imigrasi, telah menangguhkan penerimaan pengungsi sepenuhnya selama beberapa bulan pada tahun ini, dengan alasan pandemi Covid-19.
Menjelaskan pembatasan baru, Departemen Luar Negeri mengatakan AS ingin membantu orang-orang terlantar sedekat mungkin dengan rumah mereka sampai mereka dapat kembali ke rumah.
"Dengan berfokus pada mengakhiri konflik yang mendorong pengungsian, dan dengan memberikan bantuan kemanusiaan luar negeri untuk melindungi dan membantu orang-orang terlantar, kami dapat mencegah efek destabilisasi dari pengungsian tersebut di negara-negara yang terkena dampak dan tetangga mereka," demikian bunyi pernyataan departemen.
Departemen sendiri menekankan solusi diplomatik di Venezuela, di mana AS berusaha gagal untuk menggulingkan pemimpin sayap kiri Nicolas Maduro.
Lebih dari lima juta orang telah meninggalkan Venezuela setelah ekonomi yang runtuh.
Para pendukung pengungsi telah memohon kepada pemerintahan Trump untuk meningkatkan penerimaan dalam menghadapi konflik global dan ketidakstabilan baru karena pandemi.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyebut, hampir 80 juta orang di seluruh dunia mengungsi, dua kali lipat jumlah itu satu dekade lalu.
Saingan Trump dari Partai Demokrat dalam pemilihan 3 November, Joe Biden, telah berjanji untuk menaikkan batas menjadi 125 ribu dengan mengatakan bahwa menyambut orang-orang yang teraniaya sejalan dengan nilai-nilai AS.
Kampanye Trump telah memasang iklan yang menyoroti sikap Biden terhadap pengungsi, mengatakan dia "lemah" dan akan membawa orang dari tempat "berbahaya".
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: