Berbicara kepada parlemen pada Selasa (2/6), Raab mengatakan tindakan China untuk memberlakukan UU keamanan nasional tidak hanya akan menghancurkan Hong Kong, namun juga reputasinya sendiri.
"Ada waktu bagi China untuk mempertimbangkan kembali, ada saat bagi China untuk mundur dari jurang dan menghormati otonomi Hong Kong serta menghormati kewajiban internasional China sendiri," ujar Raab.
"Realitas yang menyedihkan adalah bahwa jika China terus menyusuri jalur ini, itu akan mencekik apa yang telah lama menjadi permata di mahkota ekonomi," imbuhnya seperti dilansir
Reuters.
Pekan lalu, parlemen China sudah memberikan persetujuan untuk UU keamanan nasional Hong Kong yang bisa menghentikan kejahatan seperti terorisme, separatisme, hingga campur tangan asing.
Meski UU tersebut belum diberlakukan di Hong Kong, namun Hong Kong sudah jatuh ke posisi keenam dari peringkat ketiga pusat keuangan global. Saat ini Hong Kong berada di bawah New York, London, Tokyo, Shanghai, dan Singapura.
Selain menghancurkan ekonomi Hong Kong, UU tersebut juga dikatakan Raab telah melanggar kebijakan "satu negara, dua sistem" yang tercantum dalam Pasal 23 Deklarasi Bersama China-Inggris 1984.
Lebih lanjut, Raab mengatakan, jika China terus melancarkan niatnya untuk memberlakukan UU keamanan nasional di Hong Kong, maka Inggris akan membentuk aliansi untuk melawan China.
Meski tidak bisa memaksa China, ia mengatakan Inggris akan berusaha untuk membujuknya mengubah arah.
BERITA TERKAIT: