Hal itu sebagaimana rilis akhir tahunnya yang berlangsung selama 3,5 jam di Villa Madama Roma, Sabtu (28/12).
Demi menyelesaikan krisis di Libya, kata PM Conte, negaranya mengusulkan untuk segera diberlakukannya zona larangan terbang (no fly zone) di seluruh wilayah Libya. Penetapan zona larangan terbang itu adalah opsi untuk menyelesaikan konflik Libya.
"Zona larangan terbang juga bisa menjadi instrumen untuk mencapai tujuan penghentian permusuhan sesegera mungkin," lanjut Conte.
Italia pun, kata PM Conte, mendukung sepenuhnya inisiatif untuk diadalammya Konferensi Libya pada awal tahun 2020 di Berlin, Jerman.
"Jadi ada aktivitas diplomatik yang luas di pihak Italia yang seringkali tidak terlihat," kata Conte.
Seperti juga Turki, Italia berdiri di belakang Perdana Menteri Libya Fayez al-Serraj dan pemerintahnya yang berbasis di Tripoli, yang didukung oleh Kesepakatan Nasional (GNA).
Sementara Rusia mendukung kekuatan tokoh militer Khalifa Haftar, yang berbasis di timur Libya, yang berusaha selama berbulan-bulan terakhir ini untuk mengambil alih Tripoli, sehingga membuat Libya semakin terjerat krisis berkepanjangan.
BERITA TERKAIT: