RI Dorong Pengiriman Buah Tropis Dan Produk Farmasi Indonesia Ke Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 25 Februari 2018, 07:25 WIB
RI Dorong Pengiriman Buah Tropis Dan Produk Farmasi Indonesia Ke Ukraina
Muhammad Anshor/Dirjen Amerika dan Eropa Kemenlu RI
RMOL. Setelah hampir satu dasawarsa, Indonesia dan Ukraina kembali menyelenggarakan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-3 Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Teknik selama dua hari, 21-22 Februari 2018 di Kyiv, ibukota Ukraina.

Forum Konsultasi Bilateral antara Kementerian Luar Negeri kedua negara juga menjadi rangkaian kegiatan Sidang. Pelaksanaan SKB adalah amanat pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko saat berkunjung ke Jakarta pada Agustus 2016.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Muhammad Anshor memimpin Delegasi Indonesia yang beranggotakan antara lain perwakilan dari Kementerian Perekonomian, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pebisnis Indonesia.

Dia menegaskan komitmen pemerintah memastikan ekosistem yang menunjang kerja sama bilateral baik di tingkat pemerintah, pelaku usaha dan kerja sama ekonomi.

"SKB telah susun langkah untuk fasilitasi dan tingkatkan interaksi bisnis antar pengusaha kedua negara sehingga dalam rangkaian SKB, diplomasi ekonomi Kemenlu diwujudkan melalui pelaksanaan Forum Bisnis RI-Ukraina dan B to B meeting yang dihadiri sedikitnya 25 pelaku bisnis Ukraina," ujar Dirjen Anshor sebagaimana siaran pers dari Baskara Pradipta selaku Kasubdit III, Direktorat Eropa III Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu (25/2).

Buah-buahan tropis Indonesia menjadi salah satu unggulan yang ditawarkan kepada pihak Ukraina. Di samping permintaan buah-buahan tropis meningkat di dalam negeri Ukraina, negara pemasok buah juga terbatas (Amerika Latin). Keberadaan buah-buahan Indonesia diyakini akan memperkaya pilihan bagi konsumen Ukraina.

Selain buah tropis, beber Dirjen Anshor, produk farmasi Indonesia mendapatkan tempat khusus di kalangan bisnis obat-obatan Ukraina karena telah memenuhi standar good manufacturing practice (GMP) yang diakui di Ukraina dan diharapkan dapat dipasarkan di Ukraina. Indonesia juga menawarkan pemeliharaan pesawat Ukraina di fasilitas Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), kerja sama industri strategis (PT. Dirgantara Idnonesia), investasi pengembangan sektor pariwisata di 10 New Bali, dan potensi  industri kakao di Sumatera dan Sulawesi.

Potensi-potensi kerja sama akan terus didorong realisasinya untuk kembalikan nilai total perdagangan RI – Ukraina lebih 1 miliar dolar AS pada tahun 2012-2013. Neraca perdagangan kedua negara lima tahun terakhir fluktuatif dan hanya berkisar di angka 600 juta dolar AS.

"Kami akan terus dorong KADIN Indonesia dan Ukraina sering melakukan interaksi dan fasilitasi misi bisnis untuk tingkatkan ekonomi dan perdagangan Indonesia dengan Ukraina," pungkas Direktur Eropa III yang menjadi anggota delegasi.

Pada penghujung SKB, ditandatangi pula MoU bidang pertukaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi antara ITB dengan Science and Technology Center in Ukraine (SCTU). Kedua institusi sepakat mengadakan Joint Working Group untuk kerja sama antariksa dan aeronautika, bioteknologi kimia, studi lingkungan, ilmu pertanian dan kesehatan, energy nuklir, riset kemaritiman dan lainnya.[wid]

 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA