Dalam sebuah pengumuman yang disiarkan televisi pada hari Minggu (2/11), Maduro mengatakan bahwa mata uang kripto baru tersebut akan memungkinkan Venezuela maju dalam masalah kedaulatan moneter, untuk melakukan transaksi keuangan dan mengatasi blokade keuangan.
"Abad 21 telah tiba!" dia menambahkan pada sorak sorai dari pendukungnya.
Namun demikian ia tidak memberikan rincian soal bagaimana atau kapan mata uang virtual itu akan diluncurkan.
Anggota parlemen oposisi mencemooh rencana tersebut dan mengatakan bahwa mata uang yang diusulkan akan memerlukan dukungan Kongres, dan beberapa meragukan hal itu akan terjadi.
"Maduro menjadi badut. Ini tidak memiliki kredibilitas," kata anggota parlemen oposisi dan ekonom Angel Alvarado sepertid imuat BBC.
Langkah ini menyusul meningkatnya minat global terhadap Bitcoin, mata uang kripto.
Perekonomian Venezuela sendiri diketahui terpukul oleh turunnya pendapatan minyak dan nilai anjloknya mata uang yang ada, bolivar. Maduro menyalahkan hal itu pada sanksi Amerika Serikat yang ia sebut sebagai blokade.
Venezuela saat ini berhutang kira-kira 140 miliar dolar AS kepada kreditur asing. Venezuela secara historis mengandalkan kekayaan minyaknya untuk mendukung ekonominya namun penurunan harga minyak telah menyebabkan negara tersebut mengalami krisis ekonomi dan politik.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi, dengan alasan kebijakan represif oleh pemerintah.
[mel]
BERITA TERKAIT: