Itu adalah Pulau Cocos atau Keeling yang bila dilihat secara kasat mata, letaknya lebih dekat dengan Indonesia daripada Australia.
Pulau itu Cocos sendiri merupakan kepulauan tropis yang terletak sekitar 2.000 kilometer dari pantai Australia Barat. Namun, pulau itu sendiri saat ini masih menjadi bagian dari Australia sebagai salah satu Indian Ocean Territories (bersama dengan Christmas Island).
Pulau ini memiliki sejarah yang menarik, pasalnya, mayoritas penduduk adalah Muslim dan kebanyakan dari mereka merupakan etnis melayu.
Kepulauan ini memiliki hubungan yang unik dengan Islam. Pertama kali, wilayah kepulauan ini ditemukan oleh Kapten William Keeling dari East India Company pada tahun 1609 dan pulau ini tidak benar-benar ditempati oleh manusia hingga datangnya pedagang Skotlandia John Clunies-Ross dan pedagang Alexander Hare pada awal abad ke-19.
Clunies-Ross sendiri merupakan pembangun kerajaan dan membawa pekerja-pekerja Melayu, China, Papua dan India untuk panen kopra di pulau tersebut. Merekalah generasi pertama muslim di Pulau Cocos.
Sedangkan Alexander Hare saat pindah ke pulau tersebut, didampingi oleh budak dan harem yang teridi dari 23 perempuan dari Hindia Timur, New Guinea dan Mozambik untuk menemaninya.
Namun setelah pembangunan dimulai di pulau tersebut, Alexander Hare memutuskan untuk ngkat kaki sehingga Clunies-Ross memegang kendali sebagai "raja" diangkat dari pulau-pulau.
Pulau-pulau dioperasikan sebagai wilayah kekuasaan keluarga sampai mereka melewati kontrol Australia pada tahun 1955 dan orang-orang memilih untuk berintegrasi dengan Australia pada tahun 1984.
Hingga saat ini, kepulauan tersebut dihuni oleh kurang dari seribu penduduk. Mayoritasnya adalah Muslim. Sehingga tak jarang suara azan dan lantunan ayat suci Al-Quran terdengar dari masjid.
[mel]
BERITA TERKAIT: