
Sedikitnya 15 orang tewas dan 69 orang lain terluka dalam ledakan yang terjadi di pasar malam Roxas, kota Davao, Filipina, kemarin malam sekitar jam 22.00 waktu setempat
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, sedang berada di kota yang pernah dipimpinnya itu ketika ledakan terjadi.
Ia menyebut ledakan itu sebagai tindakan terorisme dan memerintahkan pengamanan lebih ketat di seluruh wilayah negaranya. Demikian dilaporkan Filipina News Agency.
Duterte memerintahkan kepolisian dan militer untuk mencari pelaku dan penggeledahan ketat di tiap pos pemeriksaan.
Tetapi dia tidak mengumumkan negaranya dalam keadaan darurat dan belum menangguhkan surat perintah
habeas corpus.Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, namun Duterte mengatakan tragedi itu bisa jadi "pembalasan" dari para ekstrimis.
CNN mengutip pernyataan juru bicara presiden, Martin Andanar, yang menyebut ada kemungkinan keterlibatan kelompok Abu Sayyaf dalam ledakan itu.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: