Tetapi Carmona dan kelompoknya kalah cerdik. Chavez sudah lebih dahulu mencium upaya kudeta itu, dan diam-diam menyimpan pasukan khusus di lantai bawah tanah istana.
Carmona hanya mampu merebut kekuasaan kurang dari dua hari. Di jam ke-47 Ketua Fedecamaras (semacam Kamar Dagang dan Industri) Venezuela itu mengaku kalah.
Pasukan Pengawal Presiden merebut Istana Miraflores dari tangan kelompok militer yang mendukung kudeta Carmona tanpa melepaskan satu butir peluru pun. Sementara polisi yang sudah disusupi pendukung Carmona tak mampu membendung kekuatan masyarakat sipil pendukung Hugo Chavez yang merengsek Caracas.
Kepala negara-negara Amerika Latin yang sedang berkumpul di San Jose, Costa Rica ketika itu, mengecam keras kudeta Carmona dan menolak mengakui pemerintahannya. Amerika Serikat dan Spanyol sempat memberikan dukungan. Namun setelah Carmona mengibarkan bendera putih, kedua negara itu berbalik mengecam kudeta itu.
Setelah Carmona takluk, Hugo Chavez kembali berkuasa. Majelis Nasional Venezuela dan Mahkamah Agung yang sempat dibekukan Carmona kembali berfungsi. Begitu juga dengan Konstitusi 1999 yang dibekukan Carmona kembali menjadi dasar negara.
Carmona dan sekitar 60 tokoh yang terlibat dalam pemberontakan itu dipenjara. Di bulan Desember 2007, Chavez mengampuni dan membebaskan mereka dari hukuman.
Peristiwa pemberontakan gagal Carmona itu dikenang oleh rakyat Venezuela sebagai salah peristiwa penting dalam sejarah Venezuela modern.
"Peristiwa itu memperlihatkan bahwa negara-negara imperialis tidak pernah berhenti berupaya menguasai kami," ujar Duta Besar Venezuela, Dawin Tavor, di Kedubes Venezuela di Menara Mulia, Jakarta, Kamis siang (11/4).
Seperti di negara-negara lain, kantor perwakilan Venezuela di Jakarta juga menggelar oerayaan sederhana untuk memperingati kudeta gagal itu. Di Venezuela, katanya, sampai tanggal 13 April nanti akan diselengarakan berbagai festival. Sehari setelah itu rakyat Venezuela akan memberikan suara dalam pemilihan presiden.
"Sampai kini pun upaya untuk menguasai Venezuela dengan menggunakan kekuatan oposisi terus mereka lakukan," Dubes Tavor lagi.
[dem]
BERITA TERKAIT: