Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut ekspor migas masih tertekan, sementara nonmigas terus menggeliat.
"Nilai ekspor migas tercatat 0,99 miliar Dolar AS atau turun 13,61 persen. Nilai ekspor non migas tercatat naik sebesar 12,79 persen dengan nilai 23,68 miliar Dolar AS,”katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 3 November 2025
Produk industri pengolahan masih menjadi penopang utama, khususnya minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, perhiasan dan barang berharga, kimia dasar organik berbasis hasil pertanian, serta semikonduktor dan komponen elektronik.
Sementara di sepanjang Januari–September 2025, ekspor nasional tercatat mencapai 209,80 miliar Dolar AS atau sekitar Rp3.492 triliun, tumbuh 8,14 persen secara tahunan.
Ekspor migas tercatat 10,03 miliar Dolar AS (Rp167 triliun) dan masih mengalami penurunan 14,09 persen.
"Sementara nilai ekspor non migas tercatat naik 9,57 persen dengan nilai 199,77 miliar Dolar AS," katanya.
Pudji menegaskan, sektor industri pengolahan memberi kontribusi terbesar terhadap peningkatan ekspor nonmigas.
"Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor non migas sejak Januari hingga September 2025 ini dengan andil sebesar 12,58 persen," ujarnya.
BERITA TERKAIT: