Data Tenaga Kerja AS Melemah, Dolar Tersungkur

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 02 Agustus 2025, 09:07 WIB
Data Tenaga Kerja AS Melemah, Dolar Tersungkur
Ilustrasi/Ist
rmol news logo Nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) merosot tajam di akhir pekan ini setelah data tenaga kerja AS pada Juli jauh di bawah perkiraan. 

Pada Juli, hanya tercipta 73.000 lapangan kerja baru, jauh di bawah proyeksi ekonom yang memperkirakan 110.000. Sementara itu, tingkat pengangguran naik menjadi 4,2 persen dari 4,1 persen pada Juni, sesuai dengan ekspektasi. Data pekerjaan Juni juga direvisi turun drastis, dari 147.000 menjadi hanya 14.000.

Revisi signifikan terhadap data bulan sebelumnya juga memperburuk sentimen pasar, mendorong para pelaku pasar untuk meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini.

Dikutip dari Reuters, indeks nilai Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama turun 1,23 persen menjadi 98,80. 

Euro menguat 1,37 persen menjadi 1,1571 Dolar AS dan berada di jalur kenaikan harian terbesar sejak April. 

Sementara terhadap Yen, Dolar melemah 2,23 persen menjadi 147,37, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi sejak 28 Maret.

Penurunan Dolar semakin dalam setelah pengumuman bahwa Gubernur Fed Adriana Kugler akan mengundurkan diri dari jabatannya pada 8 Agustus. 

Pada hari yang sama, Trump juga memerintahkan pemecatan Komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja, Erika McEntarfer, menyusul data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan dan revisi negatif.

Federal Reserve sebelumnya telah memberi sinyal bahwa mereka tidak terburu-buru menurunkan suku bunga, mengingat kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Presiden Donald Trump dapat memicu kembali inflasi dalam beberapa bulan ke depan.

Ketua Fed Jerome Powell memberikan pandangan hawkish terhadap kebijakan moneter dan tidak memberikan indikasi bahwa pemangkasan suku bunga pada September kemungkinan besar terjadi. Namun, setelah data tenaga kerja dirilis pada Jumat, pelaku pasar kembali meningkatkan taruhan mereka bahwa pemangkasan suku bunga akan terjadi.

Kini, pelaku pasar memperkirakan total pemangkasan suku bunga sebesar 63 basis poin hingga akhir tahun, naik dari sekitar 34 basis poin sehari sebelumnya. Pemangkasan pertama diperkirakan terjadi pada bulan September.

Di awal perdagangan Jumat, Dolar AS sempat menguat setelah Trump memberlakukan tarif baru terhadap puluhan mitra dagang. Franc Swiss menjadi salah satu yang paling terdampak karena kini menghadapi tarif sebesar 39 persen.

Dolar terakhir turun 0,9 persen terhadap Franc Swiss, setelah sebelumnya sempat mencapai level tertinggi sejak 23 Juni.

Di pasar kripto, harga bitcoin turun 2,65 persen menjadi 113.432 Dolar AS. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA