Sekretaris Jenderal Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), Budi Ardiansjah, menilai aktivitas yang berpotensi merusak keindahan alam sebaiknya dihentikan demi menjaga kelestarian kawasan pariwisata tersebut.
“Kita sudah berkirim surat, termasuk surat terbuka kepada Presiden, supaya memberikan perhatian khusus. Kalau bisa, jangan membangun sesuatu yang bisa merusak keindahan,” ujar Budi di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ASITA di Aston Pluit Hotel dan Residence, Jakarta Utara, Selasa, 24 Juni 2025.
Budi menegaskan bahwa meski Presiden Prabowo Subianto telah mengambil keputusan terkait isu tersebut, di lapangan masih terlihat indikasi aktivitas tambang.
Ia menilai, keuntungan dari pertambangan tidak dirasakan secara merata, terutama bagi masyarakat lokal.
“Tambang bisa memberikan pendapatan, tapi hanya untuk orang-orang tertentu, tidak untuk masyarakat lokal. Pariwisata justru memberikan keuntungan langsung bagi masyarakat,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa sektor pariwisata pernah menjadi penyumbang devisa terbesar bagi negara. Saat ini pariwisata menempati urutan kedua penyumbang devisa terbesar di bawah sektor migas.
“Kalau saya jadi pemimpin negara, saya pilih pariwisata yang tidak merusak alam,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: