OECD Prediksi Ekonomi Global Tumbuh Melambat Selama Dua Tahun, Gara-gara Ini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 03 Juni 2025, 16:17 WIB
OECD Prediksi Ekonomi Global Tumbuh Melambat Selama Dua Tahun, Gara-gara Ini
Ilustrasi/Net
rmol news logo Ekonomi dunia diprediksi akan tumbuh melambat dalam dua tahun ke depan.

Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan melemah menjadi 2,9 persen pada tahun 2025 dan 2026, setelah mencatat pertumbuhan sebesar 3,3 persen pada 2024.

Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann menyampaikan bahwa ekonomi dunia kini memasuki fase yang lebih tidak menentu, setelah sempat mengalami masa pertumbuhan yang cukup kuat.

"Ekonomi global telah bergeser dari periode pertumbuhan yang tangguh dan inflasi yang menurun ke jalur yang lebih tidak pasti," ujar Cormann dalam OECD Economic Outlook, dikutip dari Xinhua, Selasa 3 Juni 2025.

Ia menambahkan, ketidakpastian kebijakan yang masih berlangsung saat ini telah memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi global. 

“Prospek ekonomi terbaru kami menunjukkan ketidakpastian kebijakan saat ini melemahkan perdagangan dan investasi, mengurangi kepercayaan konsumen dan bisnis, serta mengekang prospek pertumbuhan,” katanya.

Laporan tersebut juga memaparkan prediksi pertumbuhan di sejumlah negara besar. Di Amerika Serikat (AS), pertumbuhan PDB diperkirakan turun dari 2,8 persen pada 2024 menjadi 1,6 persen pada 2025, dan kembali melemah menjadi 1,5 persen di tahun berikutnya.

Sementara itu, kawasan Eropa justru diperkirakan akan sedikit menguat, dari 0,8 persen pada 2024 menjadi 1,0 persen pada 2025 dan 1,2 persen pada 2026.

Sedangkan China, pertumbuhannya diprediksi melambat dari 5,0 persen pada 2024 menjadi 4,7 persen pada 2025 dan 4,3 persen pada 2026.

Di sisi lain, OECD juga mencatat munculnya kembali tekanan inflasi di sejumlah negara, yang disebabkan oleh naiknya biaya perdagangan di negara-negara yang menerapkan tarif lebih tinggi. 

Meski demikian, dampak kenaikan harga tersebut sebagian akan tertahan oleh pelemahan harga komoditas. Menanggapi situasi tersebut, Cormann menegaskan pentingnya kerja sama antarnegara dalam menjaga stabilitas sistem perdagangan global. 

"Negara-negara perlu terlibat satu sama lain untuk mengatasi masalah apa pun dalam sistem perdagangan global secara positif dan konstruktif melalui dialog - menjaga pasar tetap terbuka dan menjaga manfaat ekonomi dari perdagangan global berbasis aturan," tegasnya.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA