Hubungan kedua negara memburuk terkait tarif perdagangan. Namun, Gedung Putih tetap optimis bahwa kedua pemimpin akan melakukan pembicaraan telepon untuk menyelesaikan masalah.
Greenback tersungkur, jatuh terhadap semua mata uang G10, setelah baru saja mencatat penurunan bulanan kelima berturut-turut dalam penurunan terpanjang sejak 2020.
Trump pada Jumat pekan lalu mengatakan dia berencana untuk melipatgandakan bea masuk pada baja dan aluminium impor menjadi 50 persen, yang membuat Uni Eropa marah dan akan melakukan pembalasan.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kinerjanya terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, turun 0,6 persen menjadi 98,75, pada penutupan perdagangan Senin 2 Juni 2025 waktu AS.
Terhadap Yen, Dolar AS melorot 0,8 persen menjadi 142,85 Yen.
Terhadap Euro, Dolar AS juga tersungkur. Euro menguat 0,8 persen menjadi 1,14355 Dolar AS - tertinggi sejak akhir April.
Dolar melanjutkan pelemahan setelah data menunjukkan manufaktur Amerika berkontraksi selama tiga bulan berturut-turut pada Mei, dan pemasok membutuhkan waktu lebih lama untuk mengirimkan input di tengah tarif, yang berpotensi menandakan kekurangan beberapa barang.
Di awal sesi, data memperlihatkan manufaktur Eropa mengambil langkah lain menuju stabilisasi pada Mei, tetapi aktivitas pabrik Asia menurun.
BERITA TERKAIT: