Kekurangan beras yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari panen yang buruk akibat cuaca panas hingga "kepanikan membeli" akibat peringatan "gempa besar" musim panas lalu telah menyebabkan harga naik hampir dua kali lipat dalam setahun.
Keadaan tersebut diperburuk dengan aksi beberapa bisnis yang menyimpan persediaan mereka dan menunggu waktu yang paling tepat untuk menjual.
Dikutip dar
AFP, Jepang menyimpan sekitar satu juta ton beras untuk keadaan darurat.
Selama ini, Jepang memanfaatkan cadangan berasnya untuk bencana. Langkah lelang terpaksa ditempuh untuk pertama kalinya.
Para pejabat mengatakan 150.000 ton akan tersedia dalam tiga hari penawaran. Ini adalah lelang pertama dari dua lelang yang direncanakan untuk memanfaatkan cadangan beras nasional.
Kementerian pertanian diharapkan mendapatkan penawar yang tepat untuk 150.000 ton beras. Jika itu berhasil maka ada rencana untuk melepaskan 60.000 ton lagi jika diperlukan.
Para ahli mengatakan beberapa faktor telah menyebabkan krisis tersebut.
Pada Agustus 2024, rak-rak di beberapa toko kosong setelah pemerintah memperingatkan kemungkinan "gempa besar", bersamaan dengan salah satu topan paling dahsyat dalam beberapa dekade dan hari libur tahunan Obon.
BERITA TERKAIT: