Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup naik 21 sen atau 0,27 persen, menjadi 78,50 Dolar AS per barel pada perdagangan Jumat 24 Januari 2025 atau Sabu WIB.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 4 sen atau 0,05 persen, menjadi 74,66 Dolar AS.
Brent telah kehilangan 2,8 persen minggu ini sementara WTI turun 4,1 persen.
Pasar minyak terus menurun sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi dalam negeri Amerika sambil menuntut agar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bergerak untuk menurunkan harga minyak mentah.
Pada hari Jumat ia menegaskan kembali seruannya kepada OPEC untuk memangkas harga minyak guna merugikan keuangan Rusia yang kaya minyak dan membantu mengakhiri perang di Ukraina.
"Salah satu cara untuk menghentikannya dengan cepat adalah dengan menghentikan OPEC menghasilkan begitu banyak uang dan menurunkan harga minyak, perang akan segera berakhir," kata Trump saat ia mendarat di North Carolina untuk melihat kerusakan akibat badai.
Analis StoneX Alex Hodes dalam sebuah catatan mengatakan, ancaman sanksi keras AS terhadap Rusia dan Iran, yang merupakan produsen minyak utama, dapat merusak tujuan Trump untuk menurunkan biaya energi.
"Trump mengetahui hal ini dan telah menekan OPEC untuk menutupi kekosongan yang akan ditimbulkannya," ujarnya.
Sebelumnya pada Kamis, Trump berbicara di Forum Ekonomi Dunia, di Davos Swiss, bahwa ia akan menuntut OPEC dan pemimpin de facto-nya, Arab Saudi, untuk menurunkan harga minyak mentah.
OPEC+, yang mencakup Rusia, belum bereaksi , sementara delegasi dari kelompok tersebut menunjuk pada rencana yang sudah ada untuk mulai meningkatkan produksi minyak mulai April.
"Saya tidak benar-benar berharap OPEC akan mengubah kebijakan kecuali ada perubahan fundamental," kata analis komoditas UBS Giovanni Staunovo.
"Pasar akan relatif tenang sampai kita mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan sanksi dan tarif," ujarnya.
BERITA TERKAIT: