Meski menguat tipis 0,1 persen dibandingkan hari sebelumnya, angka tersebut masih berada di bawah level terendah sebelumnya, yakni 158,09 per Dolar AS yang dicatat pada 17 Juli 2024.
Seperti dikutip
Reuters, mata uang Yen melemah di tengah tren penguatan Dolar AS yang mencatat kenaikan sebesar 5,4 persen terhadap Yen sepanjang Desember 2024 dan 11,9 persen sepanjang tahun ini.
Namun, analis dari Mizuho Securities, Masafumi Yamamoto dan Masayoshi Mihara, mengingatkan bahwa pergerakan ini telah mencapai tahap yang berlebihan dan membawa risiko.
"Tren kenaikan dolar terhadap yen memang kuat, tetapi kondisi ini terkesan sudah terlalu jauh dan berisiko mengalami pembalikan arah," kata mereka dalam sebuah catatan.
Para analis juga menyarankan otoritas Jepang segera mengambil langkah untuk menstabilkan nilai tukar yen.
"Ada juga kemungkinan peringatan intervensi yang lebih tegas dari para pejabat Jepang," ujarnya.
Para pejabat tinggi Jepang, termasuk Menteri Keuangan dan diplomat valuta asing, pada 20 Desember 2024 menyatakan keprihatinan mendalam atas fluktuasi mata uang yang dianggap berlebihan. Mereka menegaskan kesiapan untuk bertindak jika diperlukan.
Di sisi lain, kebijakan Bank Sentral Jepang (BOJ) yang masih berhati-hati terkait suku bunga turut memengaruhi nilai tukar Yen. Respons BOJ terhadap kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS menjadi sorotan, terutama karena Jepang sedang menghadapi kenaikan inflasi pada Desember 2024.
Gubernur BOJ, Kazuo Ueda menyatakan pihaknya akan menyesuaikan kebijakan moneter sesuai dengan perkembangan ekonomi, harga, dan kondisi keuangan. Ia juga membuka kemungkinan kenaikan suku bunga pada Januari 2025 untuk merespons situasi terkini.
BERITA TERKAIT: