Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan.
"Melalui KUR, kami tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh lebih berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan resmi Senin 9 Desember 2024.
BRI mencatat penyaluran KUR tersebar merata di berbagai wilayah Indonesia dengan khusus berfokus pada pemberdayaan sektor produksi.
“Sektor Pertanian menjadi penyumbang terbesar diantara sektor lainnya yaitu senilai Rp69,60 triliun atau mengambil porsi 39,62 persen,” jelas Supari.
Menurut Supari, pencapaian ini menunjukkan komitmen BRI sebagai bank yang mengimplementasikan Asta Cita dalam mendukung pemberdayaan UMKM di seluruh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam data yang dikeluarkan BRI dan BRIN, KUR sendiri berkontribusi dalam menaikkan rata-rata pendapatan debitur sebesar 32-50 persen. Serta mampu meningkatkan keuntungan sekitar 34-38 persen bagi para UMKM. Di samping itu, pelaku usaha yang mendapatkan KUR cenderung memiliki tenaga kerja 28 persen lebih banyak dari non debitur KUR.
Ke depannya, Supari mengusulkan skema penyaluran KUR yang dibagi menjadi dua, yakni mendorong inklusivitas dan graduasi pelaku UMKM. Skema berbeda dinilai penting untuk dijalankan mengingat adanya perbedaan kualifikasi penerima kredit bersubsidi dari pemerintah.
"KUR harus mulai berbeda skemanya. Menurut saya ada dua skema, yakni dalam rangka inklusi dan dalam rangka menyiapkan graduasi atau pregraduasi," tandasnya.
BERITA TERKAIT: