Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives naik 22 Ringgit ke level 4.851 Ringgit per ton untuk kontrak pengiriman Desember.
Sementara kontrak berjangka CPO Januari 2025 terkerek 33 Ringgit Malaysia menjadi 4.800 Ringgit Malaysia per ton.
Seperti dikutip dari
Bernama, Rabu 27 November 2024, trader minyak sawit David Ng mengatakan pergerakan harga CPO ini ditopang oleh pasar minyak kedelai yang lebih kuat di Chicago Board of Trade (CBoT).
Ditambah lagi, ekspektasi penurunan produksi dalam beberapa minggu mendatang juga disebut telah mendongkrak sentimen pasar.
"Oleh karena itu, kami melihat adanya level support di 4.650 Ringgit Malaysia per ton dan resistance di 4.850 Ringgit Malaysia per ton,"ujar David.
Kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, mengatakan, harga CPO mulai pulih karena adanya pembelian harga murah akibat pemulihan bullish pada kontrak berjangka minyak kedelai CBoT, imbas ancaman Presiden terpilih AS Donald Trump, untuk mengenakan tarif 25 persen pada produk Meksiko dan Kanada yang masuk ke negaranya.
Selain itu, menurut Anilkumar, ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 November yang diperkirakan oleh AmSpec Agri Malaysia turun sebesar 8,19 persen menjadi 1,16 juta ton.
Sementara Intertek Testing Services memproyeksikan penurunan sebesar 9,22 persen menjadi 1,20 juta ton dibandingkan periode 1-25 Oktober.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Asosiasi Minyak Sawit Malaysia (MPOA) memperkirakan produksi minyak sawit Malaysia akan turun sebesar 5,19 persen untuk periode 1-20 November yang memengaruhi sentimen harga CPO.
BERITA TERKAIT: