Perubahan ini diiringi oleh munculnya tantangan dalam pengelolaan keuangan yang sering kali dialami oleh kaum muda, seperti maraknya penggunaan pinjaman online (pinjol).
Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani, menjelaskan bahwa saat ini banyak anak muda terjebak dalam fenomena "Latte Factor". di mana pengeluaran kecil seperti kopi, langganan streaming, atau makanan modern yang terlihat sepele justru dapat menguras keuangan.
“Meski terlihat sepele, jika dijumlahkan (pengeluaran. ini) nilainya bisa bikin dompet jebol,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu 20 November 2024.
Menurut Handayani, rendahnya literasi keuangan menjadi penyebab utama pemborosan ini, sehingga perencanaan keuangan sedini mungkin menjadi hal yang krusial.
Ia mencontohkan bahwa perencanaan keuangan dapat dimulai dengan membedakan kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan mencakup hal-hal esensial seperti rumah, pakaian, dan makanan, sementara keinginan lebih mengarah pada barang yang dapat ditunda atau digantikan, seperti gadget terbaru atau barang bermerek.
Pinjaman online, kata Handayani juga menjadi tantangan yang banyak dihadapi generasi muda. Berdasarkan data OJK, karyawan dan pelajar, yang sebagian besar generasi muda, mendominasi jumlah pengguna pinjol (12 persen).
“Pinjaman online biasanya menawarkan skema pengajuan yang praktis, syarat mudah, dan approval instan sehingga lebih banyak diminati. Selain itu, kondisi finansial yang tidak stabil membuat mereka tidak siap dengan adanya kebutuhan mendesak. Belum lagi gaya hidup konsumtif yang membuat pengaturan keuangan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akses informasi terkait pinjaman formal dan edukasi keuangan yang kurang membuat mereka dengan mudah tergiur untuk mengajukan pinjol,” jelas Handayani.
Menanggapi tantangan ini, BRI diketahui tewh meluncurkan berbagai layanan digital, seperti BRIGuna Digital melalui aplikasi BRImo, guna menarik minat nasabah yang beralih ke pinjaman online.
“Bank harus semakin gesit dalam mengembangkan produk digital untuk menyaingi platform pinjaman online yang menawarkan kemudahan akses dan kecepatan layanan. Hal ini mendorong bank untuk terus berinovasi dalam layanan fintech, seperti mobile banking atau pinjaman digital berbasis aplikasi,” tambah Handayani.
Dengan lebih dari 100 fitur, BRImo menawarkan solusi perbankan yang terintegrasi dengan ekosistem digital, mencakup belanja online hingga hiburan.
“BRI juga senantiasa memberikan literasi keuangan ke beragam segmen khususnya nasabah BRI mulai dari anak muda yang masih sekolah sampai dengan nasabah yang sudah pensiun. BRI juga rutin berkeliling universitas dalam rangka meningkatkan pemahaman anak muda dalam cara mengelola keuangan khususnya dalam memilih instrumen investasi dan menghindari pinjaman online,” pungkas Handayani.
BERITA TERKAIT: