Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Awas! Sampah Plastik di Laut Indonesia Diprediksi Melonjak hingga 800 Ribu Ton pada 2025

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 29 Oktober 2024, 15:33 WIB
Awas! Sampah Plastik di Laut Indonesia Diprediksi Melonjak hingga 800 Ribu Ton pada 2025
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams dan Southeast Asia Director CSIRO, Amelia Fyfield/RMOL
rmol news logo Aliran sampah plastik ke lautan Indonesia diproyeksikan akan meningkat 30 persen menjadi 800 ribu ton pada tahun 2025 mendatang.

Hal tersebut dikatakan Ketua Kemitraan Indonesia National Plastic Action Partnership, Wahid Supriyadi dalam Demo Day Plastics Innovation Hub Indonesia yang diselenggarakan pada Selasa 29 Oktober di Hotel Le Merdien Jakarta.

Menurut Wahid, acara yang diselenggarakan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia bersama Indo-Pacific Plastics Innovation Network (IPPIN) ini menjadi salah satu kunci penting dalam mengatasi masalah sampah di Indonesia.

“Saya gembira melihat solusi bisnis yang berani dan tangguh untuk mengatasi masalah mendesak ini bersama mitra Indonesia dan Australia," kata Wahid.

Di sisi lain, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams menyoroti pentingnya masalah sampah yang harus segera diatasi dengan serius, karena dapat mengancam ekosistem, serta berdampak bagi kesehatan semua makhluk hidup.

“Secara global, sampah plastik di lingkungan kita mengancam ekosistem dan mengancam hayati. Kita juga tahu bahwa hal itu dapat berdampak besar pada kesehatan lingkungan dan kesehatan semua yang hidup di dalamnya, orang-orang yang rentan dan komunitas yang rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan serta penyandang disabilitas, sering kali paling terkena dampak.” kata Williams dalam sambutannya.

Menurut Dubes Williams, Australia memiliki masalah sampah serupa dengan Indonesia. Sehingga, berbagai inovasi dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk melalui inovasi bisnis.

"Australia dan Indonesia memiliki kepentingan ekonomi dan lingkungan yang sama dalam mengatasi tantangan terkait polusi plastik. Program seperti IPPIN sangat penting untuk memberdayakan para wirausahawan dalam mengembangkan solusi baru dan berkelanjutan,” kata Dubes Williams.

Adapun inovasi yang ditampilkan tahun ini meliputi praktik pengelolaan sampah jarak jauh, pemantauan sampah laut, dan bahkan permainan untuk mendorong pengumpulan sampah di dunia nyata.

Demo Day ini sendiri merupakan acara puncak dari pelatihan intensif selama 13 minggu sebagai bagian dari program IPPIN Accelerator+, di mana para wirausahawan dan perusahaan rintisan mempresentasikan hasil bisnis inovatif mereka untuk menyelesaikan memerangi masalah sampah.

Untuk diketahui, IPPIN Indonesia Chapter merupakan kemitraan strategis antara Pemerintah Australia, termasuk lembaga sains nasional Australia CSIRO, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia melalui Kedaireka, National Plastics Action Partnership Indonesia, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Indo-Pacific Plastics Innovation Network ini juga merupakan bagian dari komitmen CSIRO untuk mengatasi sampah plastik yang difokuskan pada mengubah cara kita mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang plastik. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA