Namun, pendapatan ini menyusut sekitar Rp245 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp891 miliar.
Penurunan ini semakin menunjukkan adanya tren penurunan penjualan kendaraan. Sesuai dengan data Gaikindo yang mencatat pelemahan penjualan kendaraan niaga di Indonesia yang mencapai 21 persen per September 2024.
Meski demikian, pendapatan bersih emiten Bakrie Grup ini masih menunjukkan pertumbuhan yang stabil sebesar 7,9 persen.
Sementara laba kotor mengalami penyusutan menjadi Rp124 miliar dari sebelumnya sebesar Rp156 miliar. Namun, marjin laba kotor meningkat dari 17,5 persen menjadi 19,1 persen pada periode ini, terutama karena efisiensi produksi di bidang manufaktur suku cadang dan kontribusi penjualan truk serta forklift.
Merespons laporan keuangan ini, Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono, optimistis kinerja perusahaan akan kembali meningkat pada kuartal terakhir 2024.
"Perseroan mengalami pertumbuhan stabil di setiap kuartal di 2024, dan kami optimistis pertumbuhan ini akan terus terjadi dengan semakin banyaknya pesanan dan
purchase order untuk berbagai macam
line up produk VKTR,” kata Gilarsi dalam keterangan resminya, Jumat, 25 Oktober 2024.
Sampai dengan akhir September 2024, VKTR berhasil mendapatkan tender TransJakarta via operator sebanyak 20 unit bus listrik 12 meter Completely Knocked Down (CKD). Unit-unit tersebut akan diserahterimakan kepada operator pada akhir tahun ini.
“Diharapkan, unit tambahan tersebut dapat memberikan kontribusi positif dalam penurunan emisi transportasi di Jakarta,” imbuh Gilarsi.
Di luar proyek TransJakarta, VKTR juga telah mengamankan beberapa
Purchase Order (PO) dari instansi pemerintah dan perusahaan BUMN. Termasuk unit Compactor, Dump Truck, dan Arm Roll Truck.
BERITA TERKAIT: