Ketua Umum YLKI Niti Emiliana menegaskan, insentif selama ini menjadi faktor utama meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.
“Dari sisi konsumen, pencabutan subsidi kendaraan listrik akan berdampak langsung pada kenaikan harga yang signifikan. Padahal, tren pembelian mobil listrik di Indonesia justru meningkat karena adanya insentif tersebut,” kata Niti kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 31 Desember 2025.
Ia menilai tanpa subsidi, harga mobil listrik berisiko tidak lagi kompetitif dibanding kendaraan berbahan bakar minyak (BBM).
“Jika harga mobil listrik tidak lagi kompetitif, konsumen bisa saja kembali ke mobil BBM. Situasi tersebut tentu bertolak belakang dengan pengembangan teknologi yang tengah didorong pemerintah,” ujar Niti.
Karena itu, YLKI meminta pemerintah mengkaji kebijakan pencabutan subsidi secara menyeluruh dengan mempertimbangkan dampak jangka pendek dan panjang bagi konsumen.
“Kami mendorong pemerintah agar mengkaji secara mendalam dampak kebijakan ini terhadap konsumen, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Transisi teknologi hijau membutuhkan konsistensi kebijakan dan keberpihakan pada konsumen agar adopsinya dapat berjalan berkelanjutan,” tegasnya.
BERITA TERKAIT: