Kejutan positif kembali hinggap di Bursa saham Wall Street dalam menutup sesi perdagangan Kamis 15 Agustus 2024. Perdagangan ditutup dengan seluruh indeks Wall Street terlihat berpesta profit berkat sokongan rilis data terkini Amerika Serikat.
Sebagaimana dimuat dalam ulasan sebelumnya, pelaku pasar yang sangat menantikan rilis data penjualan ritel untuk menentukan aksi investasinya. Dan laporan menyebutkan tingkat penjualan ritel yang tumbuh hingga 1 persen untuk bulan Juli. Sementara ekspektasi pelaku pasar hanya berada di kisaran 0,3 persen, pelaku pasar akhirnya terangkat optimismenya pada kinerja perekonomian AS.
Data penjualan ritel ini kemudian semakin mengesankan setelah disusul dengan rilis data tunjangan pengangguran yang sebesar 227.000 untuk pekan lalu yang merupakan penurunan sebesar 7.000 dibanding pekan sebelumnya. Ditambah dengan rilis data inflasi sebelumnya yang sesuai dengan ekspektasi investor, sebesar 0,2 persen, optimisme akhirnya tak tertahankan. Investor meyakini bahwa ancaman resesi yang sebelumnya sempat hinggap sebagai kekhawatiran yang terlalu jauh.
Aksi akumulasi akhirnya menderas hingga mengangkat indeks secara tak tertahankan. Hingga sesi perdagangan ditutup, Indeks DJIA naik tajam 1,39 persen di 40.563,06, sementara indeks S&P500 melompat 1,61 persen di 5.543,22, dan indeks Nasdaq yang melambung curam 2,34 persen di 17.594,5. Kontribusi besar lonjakan saham saham-saham teknologi tak terhindarkan dalam sesi kali ini.
Diantaranya saham-saham teknologi yang melompat curam adalah: Marvell technology melambung 8,7 persen, Super Micro Computer meroket 8,6 persen, Cisco System melesat 6,8 persen, serta ON Semiconductor melonjak 6,7 persen. Laporan terkini dari jalannya sesi perdagangan after hours juga memperlihatkan, gerak naik Indeks Wall Street yang masih berlanjut Jumat pagi ini waktu Indonesia Barat, meski dalam rentang terbatas.
Bekal positif dari Wall Street ini akan kembali menjalar pada sesi perdagangan akhir pekan, Jumat 16 Agustus 2024 di Asia. Investor di Asia dipastikan akan mengikuti irama optimisme yang sedang hinggap. Pantauan terkini dari sesi perdagangan Asia menunjukkan, gerak Indeks yang seragam di zona hijau. Indeks Nikkei (Jepang) menguat 2,27 persen di 37.559,22, sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) melambung 1,97 persen di 2.696,5, dan indeks ASX200 (Australia) menanjak 1,32 persen di 7.969,2.
Pantauan tim riset RMOL juga menunjukkan tiadanya sentimen regional yang dominan dalam sesi penutupan pekan ini, hingga investor di Asia mengandalkan optimisme dari Wall Street. Pola serupa juga diyakini akan mendera Bursa saham Indonesia, di mana gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terjerembab di zona merah pada sesi perdagangan kemarin. Sentimen domestik dari rilis data neraca dagang yang jauh dari memuaskan membuat IHSG melemah moderat.
IHSG sangat mungkin berbalik melonjak oleh sentimen global. Pelaku pasar di Jakarta kemungkinan hanya mengamati sentimen minor domestik dari perseteruan politik antara Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar yang akrab di sapa Cak Imin dengan pimpinan PBNU di bawah komando Yahya Cholil Staquf yang dikenal dekat dengan Presiden Jokowi. Laporan yang beredar menyebutkan, sikap kokoh dan tegas Cak Imin dalam menghadapi perseteruan ini. Perolehan suara PKB yang menanjak signifikan membuat daya tawar Cak Imin menjadi kokoh, alias Super Cak Imin. Situasi ini terlihat kontras dengan pengunduran diri Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum partai Golkar.
Optimisme sedikit berbeda diperkirakan akan menghampiri nilai tukar Rupiah dalam menutup pekan ini. Setelah terpaksa melemah tipis pada sesi perdagangan kemarin, Rupiah cenderung rentan untuk terjebak dalam rentang terbatas. Peluang menguat dan melemah masih berimbang. Hal ini terutama merujuk situasi di pasar uang global, di mana seluruh mata uang utama dunia yang terkoreksi dari titik terkuatnya dalam beberapa pekan terakhir.
Rilis data penjualan ritel Amerika Serikat menjadi latar penurunan nilai tukar mata uang utama dunia tersebut. Namun rentang pelemahan yang terjadi terlihat masih dalam batasan koreksi teknikal yang wajar. Dalam tinjauan teknikal terkini memperlihatkan, tren penguatan mata uang utama dunia yang masih solid, meski terjadi koreksi. Pola demikian mengindikasikan peluang Rupiah yang belum suram.
Rupiah bahkan masih terbuka peluangya untuk menguat. Baik penguatan maupun pelemahan Rupiah, diyakini akan cenderung berada di rentang moderat.
BERITA TERKAIT: