Dalam data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (15/8), neraca dagang itu kembali melanjutkan tren surplusnya selama lebih dari empat tahun terakhir ini.
Namun, meski surplus, angkanya menyusut dibandingkan bulan sebelumnya Juni 2024 sebesar 2,39 miliar Dolar AS.
"Surplus neraca perdagangan RI pada Juli 2024 ditopang oleh surplus pada komoditas non migas, yakni sebesar 2,61 miliar Dolar AS," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers.
Menurut Amalia, surplus tersebut ditopang oleh bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan nabati HS15, dan besi baja HS72.
Adapun ekspor Indonesia sepanjang Juli 2024 sendiri tercatat mencapai 22,21 miliar dolar AS (Rp348 triliun) atau naik 6,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara untuk nilai impor RI mencapai 21,74 miliar dolar AS (Rp341 triliun). Angka itu juga tercatat naik 17,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dan melesat 11,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BERITA TERKAIT: