Volume ini meningkat sekitar 672 ribu ton atau 8 persen dibandingkan dengan penjualan pada semester I-2023.
Sebanyak 8,869 juta ton dari total penjualan tersebut berasal dari penjualan domestik, yang mengalami kenaikan 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Hal ini membuat pangsa pasar domestik kami, menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), menjadi 29,4 persen, dengan Jawa sebesar 37,7 persen dan luar Jawa 20,5 persen," kata Corporate Secretary INTP, Dani Handajani, dalam keterangan resminya dikutip Selasa (6/8).
Dengan pencapaian tersebut, Indocement berhasil mengantongi pendapatan neto sebesar Rp8,12 triliun, meningkat sekitar 1,9 persen dibandingkan semester pertama tahun lalu.
Sementara dari sisi komposisi penjualan, permintaan produk semen curah juga tercatat meningkat dari 25,4 persen pada semester I-2023 menjadi 30,6 persen pada semester pertama 2024.
"Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan pasokan ke Ibu Kota Baru (IKN) dan percepatan proyek infrastruktur lainnya yang dilakukan pemerintah," jelas Dani.
Di sisi lain beban Pokok Pendapatan juga ikut meningkat menjadi Rp5,8 triliun, naik 5,2 persen, seiring dengan peningkatan volume penjualan. Hal ini menghasilkan margin Laba Bruto sebesar 28,3 persen sepanjang semester I-2024.
"Selanjutnya, beban Usaha Perseroan juga lebih tinggi sebesar 8,8 persen menjadi Rp1,7 triliun, yang berasal dari volume penjualan yang lebih tinggi dan biaya lain dari perluasan operasi (Grobogan)," tuturnya.
BERITA TERKAIT: