Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan, kedua fasilitas tersebut mampu menarik lebih banyak investor untuk membangun industri baru di Batam.
"Dengan adanya fasilitas-fasilitas itu, investor masuk ke sini (Batam). Dari zaman Otorita Batam, kemudian jadi FTZ, dan kemudian KEK, semakin banyak industri yang masuk, berarti kan skala ekonominya terus berkembang," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Provinsi Kepulauan Riau Indra Soeparjanto, dalam acara Press Tour Kemenkeu di Batam, dikutip Kamis (27/6).
Pertumbuhan ekonomi Batam yang tercatat 5,01 persen pada kuartal I 2024, utamanya didukung oleh banyaknya industri pengolahan di daerah tersebut.
Batam berkontribusi sebesar 65 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Kepulauan Riau, menjadikannya sebagai penyumbang terbesar di provinsi tersebut.
Industri pengolahan juga masih menjadi komponen pembentuk PDRB terbesar berdasarkan kelompok lapangan usaha dengan andil sebesar 41,47 persen atau Rp35,49 triliun.
BERITA TERKAIT: