Perseroan bergerak dibidang usaha industri hilirisasi kelapa sawit itu mencatatkan kinerja positif dengan pencapaian penjualan Rp2,43 triliun. Angka ini naik 30 persen dibandingkan periode sama tahun 2023 lalu yang tercatat senilai Rp1,87 triliun.
Peningkatan volume penjualan didorong oleh permintaan produk komoditi yang mendorong peningkatan utilitas produksi pada tahun 2024. Peningkatan terutama terjadi pada produk Olein, Stearin dan RBDPO.
Perseron juga mencatatkan beban pokok penjualan pada angka Rp2,12 triliun. Sementara laba kotor naik 9,37 persen menjadi Rp303,07 miliar dari sebelumnya Rp277,10 miliar.
Laba usaha perseroan meningkat 50,76 persen menjadi Rp98,96 miliar dibandingkan sebelumnya Rp65,64 miliar. Selanjutnya laba periode berjalan per 31 Maret 2024 senilai Rp31,98 miliar.
Pada sisi neraca, total aset Citra Borneo Utama (CBUT) per 31 Maret 2024 naik 4,64 persen jadi Rp4,53 triliun dibandingkan dengan periode 31 Desember 2023 seniali Rp4,33 triliun.
Hal ini ditopang oleh total ekuitas senilai Rp942,27 miliar dan liabilitas Rp3,59 triliun.
Pada posisi kas internal, CBUT untuk periode ini sukses membukukan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi senilai Rp179,18 miliar.
Sedangkan pada periode tahun lalu pos ini tercatat digunakan senilai Rp396,32 miliar.
CBUT bulan lalu mengumumkan pembagian dividen perseroan sebesar Rp28,84 miliar.
Direktur Citra Borneo Utama, Ronny Hertantyo Raharjo mengungkapkan, RUPS menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 yang tercatat sebesar Rp144,244 miliar, dimana sebesar Rp62,50 miliar untuk cadangan wajib.
BERITA TERKAIT: