Dalam kegiatan itu, Direktur Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK, Herda Helmijaya mengungkapkan, sektor pelabuhan memegang peranan yang sangat penting dalam ekosistem perekonomian dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, pembenahan sektor pelabuhan dinilai penting. Dia juga menyebutkan, memilih Belawan karena merupakan pelabuhan yang termasuk sudah maju.
“Pelabuhan Belawan secara aktif sudah melakukan gerakan-gerakan perbaikan dalam memberikan pelayanannya sejak tahun 2018, dilihat juga dari penerapan NLE, Belawan telah melaksanakan 8 indikator penerapan NLE, dan sekarang pemerintah membuatnya jadi lebih sistemik, di bawah komando Kementerian Investasi langsung,” ungkap Herda dalam keterangannya, Jumat (27/10).
Terkait itu Regional Head 1 PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Yarham Harid menerangkan, sebagai bentuk komitmen, seluruh Pelindo Group telah melaksanakan pelayanan kepelabuhanan berbasis IT di Pelabuhan, mulai dari pelayanan kapal, barang, juga kontainer.
“Upaya kami dalam peningkatan pelayanan memiliki dua poin, yakni memperpendek
port stay kapal dan
cargo stay di pelabuhan melalui program transformasi dan standarisasi operasi hingga digitalisasi layanan kepelabuhanan,” jelas Yarham.
“Artinya tidak perlu lagi
face to face datang ke pelabuhan, tapi
by system, dan program yang sedang berjalan diantaranya adalah perluasan program STID, Auto Gate dan SIMON TKBM ke Multi Terminal, Improvement TOS yang sedang dilakukan di Pelabuhan belawan,” tambah dia.
Senada itu, Sub Holding Pelindo Multi Terminal (SPMT) saat ini juga sedang menerapkan digitalisasi sebagai upaya pencegahan sekaligus peningkatan kualitas melalui digitalisasi layanan terminal multipuprose dengan mengimplementasikan aplikasi PTOS-M yang beberapa waktu lalu sudah diresmikan langsung oleh Menteri Perhubungan RI.
Sementara itu Direktur Pengelolaan Layanan, Data dan Kemitraan LNSW, Ircham Habib menekankan, dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya logistik, pemerintah telah mengembangkan NLE.
“NLE merupakan sebuah platform digital layanan logistik dari hulu (kedatangan kapal) hingga hilir (
warehouse/pabrik) dengan memfasilitasi kolaborasi Kementerian/Lembaga, perusahaan terkait, serta pelaku logistik,” ungkap Ircham.
“Selain memangkas biaya logistik, proses digitalisasi pada platform NLE secara tidak langsung juga diharapkan dapat menutup celah terjadinya korupsi pada ekosistem logistik di Indonesia, dan sampai saat ini sudah 46 pelabuhan yang terdigitalisasi melalui NLE, dan Belawan merupakan pelabuhan terbesar kelima dari 46 pelabuhan itu,” jelasnya.
Tak terkecuali juga pihak Operator Pelabuhan yang memegang peranan yang sangat penting dalam upaya cegah korupsi di sektor kepelabuhan karena selama ini selalu bersentuhan dengan pengguna layanan kepelabuhan.
BERITA TERKAIT: