Lokakarya yang diselenggarakan oleh Badan Sains Nasional Australia, CSIRO, ini merupakan langkah selanjutnya dalam implementasi Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia senilai 200 juta dolar Australia yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Albanese pada Juni 2022.
Para ahli dari Konsorsium Global Power System Transformation (G-PST), sebuah inisiatif global yang menyatukan pakar energi dari seluruh dunia untuk mempercepat transisi menuju nol emisi karbon, hadir dalam lokakarya ini.
Mereka menawarkan solusi berbasis bukti untuk mengubah jaringan listrik menjadi sepenuhnya menggunakan energi terbarukan.
Sekitar 30 perwakilan senior dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan juga peserta dari ASEAN Centre for Energy, berpartisipasi dalam diskusi mengenai tantangan dan peluang utama yang dihadapi oleh operator sistem dan perencana jaringan listrik dalam mengelola transisi menuju sistem tenaga listrik rendah emisi yang canggih.
Pemimpin Strategi Energi dari CSIRO, Chris Dunstan mengatakan, "Peralihan ke sistem tenaga listrik rendah emisi di Indonesia merupakan langkah penting menuju masa depan energi yang berkelanjutan.
"Kolaborasi kami dengan para mitra dari Konsorsium Transformasi Tenaga Listrik Global membuat kami dapat berbagi dengan Indonesia tentang berbagai solusi energi yang digunakan di Australia dan di seluruh dunia," ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL.
BERITA TERKAIT: