Produsen mobil yang belum melaporkan keuntungan ini menargetkan basis pelanggan setianya dengan telepon tersebut, yang akan disinkronkan dengan mobil Nio untuk bertindak sebagai kunci pintar, yang bisa melihat informasi seperti pengisian daya baterai, dan fungsi kontrol seperti parkir mandiri dan sistem infotainment di dalam kabin.
Berbicara saat peluncurannya di acara 'Innovation Tech Day' di Shanghai, Nio mengatakan perangkat berbasis Android ini akan dibanderol mulai dari 6.499 yuan (setara 13,7 juta rupiah).
“Kami ingin ponsel kami terhubung secara mulus dengan mobil, dan menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih baik bagi pemilik mobil kami,” kata pendiri dan Chief Executive Officer William Li pada acara tersebut, seperti dikutip dari
Yahoo Finance, Jumat (22/9).
Menurut keterangan, ponsel ini akan dijual melalui toko online Nio, meskipun pengiriman awal mungkin terbatas karena keterbatasan pasokan.
Didirikan pada tahun 2014, Nio belum menghasilkan keuntungan dari bisnis otomotif utamanya, dan dilaporkan menghabiskan banyak uang. Menurut laporan, perusahaan ini membukukan kerugian yang lebih besar dari perkiraan, yaitu lebih dari 800 juta dolar AS pada kuartal terakhir.
Pada Juni, mereka mengumpulkan sekitar 738 juta dolar AS dari penjualan saham ke CYVN Holdings LLC di Abu Dhabi, dan awal pekan ini menjual obligasi konversi senilai 1 miliar dolar AS - memicu penurunan sahamnya sebesar 17 persen.
Meskipun pengiriman bulanan mengalami peningkatan baru-baru ini, Nio hanya mengirimkan 94,352 kendaraan dalam delapan bulan pertama tahun ini – kurang dari setengah target tahunannya sebesar 250,000.
Untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat neracanya, perusahaan telah memotong harga dan mengurangi keuntungan pelanggan, meluncurkan model yang diperbarui, dan menunda beberapa investasi.
Pada penjelasan terpisah Kamis malam, Li mengatakan margin kotor perusahaan akan kembali menjadi dua digit pada kuartal ketiga dan kemudian meningkat lebih lanjut setelah turun serendah 1 persen pada periode tiga bulan sebelumnya.
"Dalam jangka panjang, Nio bertujuan untuk mencapai 20 persen," kata Li, seraya menambahkan bahwa penurunan harga litium juga membantu.
Nio tetap bertahan dengan rencana ponsel yang pertama kali diumumkan tahun lalu. Selain peluncuran ponsel tersebut, Nio juga memamerkan apa yang disebut tata letak teknologi full-stack, termasuk sistem baterai, chip, drivetrain listrik, rekayasa kendaraan, pengemudian cerdas, kabin pintar, dan kecerdasan buatan di Innovation Tech Day.
"Perusahaan telah memulai produksi massal semikonduktor kontrol memori radar berbasis laser yang dapat menghemat beberapa ratus yuan per unit," kata Li.
Namun, produsen mobil tersebut akan gagal mencapai tujuannya membangun stasiun pertukaran baterai di Eropa tahun ini.
BERITA TERKAIT: