Hal itu diungkap oleh Otoritas Inovasi Israel (IIA) dalam postingan Facebook pada Jumat (25/8).
IIA mengatakan, lonjakan penggunaan bahan plastik, kaca, dan logam, kerap menghabiskan energi dan sumber daya, yang berkontribusi terhadap emisi karbon.
MadeRight disebut IIA telah memberikan alternatif solusi untuk masalah tersebut. Dalam pembuatan kemasan berbahan dasar jamur, mereka mengembangkan model ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah industri organik sebagai pupuk untuk budidaya jamur.
"Pada prosedur tahap pertama, jamur ditumbuhkan melalui fermentasi pada substrat yang terbuat dari limbah organik industri," ungkap IIA, seperti dimuat
Xinhua.
Selanjutnya, jamur diubah menjadi biomaterial bernilai tinggi. Kemudian dikirim ke perusahaan untuk dibentuk menjadi kemasan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.
"Metode baru ini memanfaatkan kualitas jamur untuk produksi kemasan baru dalam skala besar. Kualitas ini mencakup pertumbuhan yang sangat cepat, ketersediaan sepanjang tahun, dan adaptasi terhadap semua iklim," jelasnya.
Selain itu, MadeRight dalam platformnya berani mengklaim bahwa kemasan jamur buatannya dapat didaur ulang dan tahan lama, selain itu bahan dasar pembuatannya juga tersedia secara luas dan cukup mudah dijangkau.
Sehingga diharapkan mampu membantu mengurangi emisi karbon jika dilakukan dalam skala besar.
Kabarnya hingga kini, MadeRight telah menerima dana awal sebesar dua juta dolar AS atau Rp 30 miliar untuk mengembangkan kemasan tersebut.
BERITA TERKAIT: