Kepala Perwakilan Bank DunÂia di Indonesia Rodrigo Chaves mengungkapkan, utang tersebut bakal dikucurkan untuk memperÂbaiki logistik dan memperlancar konektivitas. Kedua hal tersebut, menurutnya, sangat penting unÂtuk meningkatkan pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan di negara kepulauan.
"Pendanaan sebesar 400 juta dolar AS akan mendukung pemerintah Indonesia mengaÂtasi hambatan rantai pasokan, seperti dwelling time (waktu bongkar muat kapal) di pelabuÂhan dan banyaknya prosedur izin perdagangan," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, saat ini biaya logistik di Indonesia menghabiskan biaya 25 persen dari penjualan. Jumlah itu lebih tinggi bila dibandingkan negara tetangga, Thailand sebesar 15 persen, dan MalayÂsia sebesar 13 persen.
Bahkan, lanjut Chaves, lebih efisien melakukan pengiriman dari luar negeri ke Jakarta, daripada daerah lain di IndoneÂsia sendiri. "Biaya pengiriman peti kemas dari kota Shanghai ke Jakarta lebih murah dibandÂingkan biaya pengiriman baÂrang dari Jakarta ke Padang di Sumatera Barat. Padahal jarak antara kedua kota itu hanya seperenam jarak antara Jakarta dengan Shanghai," ungkapnya.
Dia yakin bila biaya logistik bisa ditekan akan memberikan dampak signifikan bagi daya saing. Selain itu, mengurangi kemiskinan karena menguÂrangi biaya barang dan jasa, khususnya di wilayah terpencil dan tertinggal Indonesia.
Manfaat lain dari pinjaman disebutkan Chaves, akan menÂdukung Indonesia melakukan transisi. Yakni, beralih dari ekonomi yang bergantung kepada komoditas menuju ekonomi berbasis manufaktur yang berdaya saing tinggi.
Ekonom Senior Bank Dunia, Massimiliano Cali menambahÂkan, biaya logistik yang mahal dan tidak handal selama ini menjadi salah satu penyebab utama terhambatnya peningÂkatan daya saing. "Kalau hamÂbatan tersebut teratasi akan menambah produksi dan ekspor sehingga mengangkat pertumÂbuhan ekonomi," katanya.
Ketua Umum Asosiasi LoÂgistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai potensi kenaikan impor bila program pembenahan logistik berhasil.
"Itu (pembenahan) akan semakin mempermudah baÂrang impor masuk ke berbagai wilayah Indonesia. Kita harapÂkan pinjaman itu tidak ada maksud ke sana," harapnya.
Selain itu, dia khawatir pinÂjaman dalam rangka pembeÂnahan logistik menganggu perbaikan yang kini sedang dilakukan. "Pembenahan suÂdah berjalan pada jalurnya seperti pemberantasan pungli, juga sudah mulai memperÂbaiki sistem online. Kita nggak mau arah kebijakan pinjaman malah memperkeruh suasana," pungkasnya. ***
BERITA TERKAIT: