Pesawat jenis ini dapat dioperasikan di bandara-bandara berukuran kecil dan sedang yang memilikik runway pendek. Selain itu, untuk penerbangan rute pendek dan menengah pesawat ini lebih ekonomis dibandingkan pesawat yang digerakkan turbofan atau jet.
Demikin disampaikan Direktur Umum Lion Group Edward Sirait di Bandara Leonardo Da Vinci di Roma, Italia, Selasa tengah malam waktu setempat (26/11).
Edward ke Roma untuk menghadiri penandatanganan pembelian 100 unit pesawat turboprop buatan perusahaan patungan Italia dan Prancis, Aerei da Transporto Regionale (ATR) tipe 72-500 dan 72-600.
Namun kelihatannya masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa pesawat turboprop ketinggalan jaman. Padahal tidak begitu. Pesawat turboprop memang dirancang untuk penerbangan jarak pendek dan menengah. Cocok untuk kebanyakan daerah terpencil kita,†ujar Edward menjelaskan.
Edward menambahkan, belakangan ini pandangan itu sudah berkurang. Maskapai lain di Indonesia pun akhirnya mengikuti jalan Lion Group memesan ATR untuk melayani penerbangan jarak pendek.
Kalau pakai turbofan atau jet, pasti boros. Dibutuhkan banyak bahan bakar untuk
taxi dan
descending, juga
cruising,†kata Edward lagi.
CEO Lion Group Rusdi Kirana akan menandatangani kontrak pembelian ATR disaksikan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi.
Lion Group memesan 100 unit. Sebanyak 42 pesawat telah dioperasikan di Wings Air (30 unit), Malindi (11 unit) dan Lion Thai (satu unit).
Tahun ini empat pesawat ATR akan dikirimkan dari pabrik ATR yang berada di Toulouse, Prancis.
[guh]
BERITA TERKAIT: