Kambing tersebut diduga sengaja dibuang di jurang dekat sungai Gumitir, sebelah barat Cafe Gumitir Desa setempat, Kamis kemarin (6/6).
"Kambing tersebut pertama kali ditemukan relawan Gumitir, Supriadi Wijaya (50), warga Dusun Ranggi, Desa Garahan, Kecamatan Silo, saat melintas di sekitar lokasi tersebut," ucap Kapolsek Sempolan, AKP Muhammad Na'i, dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (7/6).
Dijelaskan AKP Na'i, saksi tiba di pos Awe-awe, sekira pukul 10.00 WIB, langsung bekerja memandu arus lalulintas kawasan gunung Gumitir, yang dikenal dengan istilah Awe-awe.
Sekitar pukul 12.00 WIB saksi jalan ke arah utara sekitar pos Awe-awe dan melihat banyak bulu kambing ke arah sungai. Dia kemudian mengecek ke jurang dekat sungai, di kedalaman 6 meter, terdapat puluhan kambing yang tergeletak.
"Setelah dicek kondisi kambing dan dihitung terdapat 20 ekor kambing yang mati," tuturnya.
Menurut AKP Na'i, saksi menjelaskan bahwa kambing tersebut diperkirakan sengaja dibuang oleh pemiliknya. Sebab, sekitar pukul 02.00 WIB, Kamis dinihari, ada kendaraan bak terbuka dari arah Banyuwangi berhenti sekitar TKP, kemudian ada beberapa orang turun dari mobil membuang kambing tersebut.
Dia menjelaskan kambing tersebut, bukan hasil dari tindak pidana. Sebab, hingga saat ini belum ada masyarakat yang melaporkan perihal kehilangan kambing. Selain itu, TKP merupakan tepi jalur jalan raya Nasional Jember-Banyuwangi yang merupakan perlintasan antarkabupaten.
Atas kejadian itu, AKP Na'i menduga bahwa saat ini sudah menjelang hari raya Iduladha 2024, sementara kebutuhan hewan kambing meningkat. Sehingga banyaknya pedagang kambing antarkabupaten yang menyediakan stok kambing persiapan hari raya kurban.
"Tidak menutup kemungkinan bahwa kambing tersebut dalam proses pengiriman melalui jalur Gumitir dan mati dalam perjalanan, sehingga dibuang begitu saja di sungai Gumitir," jelasnya.
"Semua kambing yang mati tersebut, akan kubur, Jum'at hari ini (7/6), karena tadi malam situasi TKP sudah gelap," sambung Na'i.
Sementara itu, Kepala Desa Sidomulyo, Kamiludin menjelaskan, hasil koordinasi dan penghitungan jumlah kambing etawa yang ditemukan mati bertambah.
Setelah mendapatkan informasi ada penemuan kambing mati, pihaknya segera melakukan penelusuran bersama perangkat desa dan menemukan 9 ekor bangkai kambing.
"Jumlah total kambing etawa yang mati menjadi 29 ekor," jelas Kades muda ini.
Menurut Kamil, sambil mencari, pihaknya juga mengumumkan tentang penemuan kambing etawa ke seluruh penjuru desanya dan hasilnya nihil. Namun tidak ada satupun dari warganya, yang merasa memiliki hewan ternak tersebut.
BERITA TERKAIT: