Hal ini guna menjawab polemik di publik pasca ancaman penembakan dari KST pimpinan Egianus Kogoya terhadap pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens, dalam waktu dua bulan sejak (27/5).
"Saya tidak bisa memberikan waktu cukup lama karena kami kan selalu ditanya sudah berapa lama," kata Fakhiri dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/6).
Lebih lanjut, Irjen Fakhiri mengatakan pihaknya selalu menyiapkan ruang untuk bernegosiasi untuk berkomunikasi dengan KST.
Sehingga, bila saatnya tiba, eksekusi pelepasan sandera Kapten Philips dapat dilakukan dengan tepat.
“Tentunya kecermatan dan ketelitian ini yang kita selalu dihitung dengan baik dan diperhatikan,” tutu Fakhiri.
Kapten Philips Max Mehrtens disandera, sejak 7 Februari 2023. Usai mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Kapten Philips yang mengoperasikan pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter dengan nomor penerbangan SI 9368 itu hilang kontak.
BERITA TERKAIT: