Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, jika tidak ada settingan, maka publik menilai betapa rapuhnya pengamanan terhadap presiden.
"Namun apabila ada settingan, maka tentu ini yang disebut sebagai pencitraan, mengingat pintu mobil Presiden pada saat itu terbuka dan seperti penarikan terhadap tangan presiden seperti tidak ada perlawanan," ujar Saiful kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (18/11).
Isu ini kata akademisi Universitas Sahid Jakarta, akan terus menjadi pertanyaan publik. Di mana, tim pengamanan presiden seperti tidak sigap dalam melakukan pengamanan kepada presiden.
"Jangan-jangan memang ada skenario yang seolah-olah mengarah kepada penyesatan informasi terhadap adanya prempuan yang dapat menerobos barisan keamanan Presiden. Namun apabila benar, maka dapat dinilai betapa lemahnya tim pengamanan Presiden," pungkas Saiful.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: