Kepolisian Jawa Timur mengatakan, tragedi terjadi saat suporter Arema FC menyerbu turun ke lapangan setelah timnya kalah 3-2 dari Persebaya Surabaya. Kerusuhan tak terelakkan, ratusan petugas berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata.
Mereka yang panik bergegas mencari pintu keluar hingga berdesakan. Ratusan terinjak-injak bahkan tercekik.
Sebelumnya disebutkan jumlah korban tewas adalah 174 tetapi kemudian data terakhir hingga Minggu sore, korban tewas berjumlah 125, dua di antaranya adalah petugas polisi, dan ratusan lainnya luka-luka.
Tragedi Kanjuruhan bukanlah yang pertama. Berikut adalah catatan beberapa bencana besar lainnya di stadion sepak bola selama 40 tahun terakhir, dikutip dari Straitstimes.
Januari 2022, Kamerun
Awal tahun ini menjadi duka bagi dunia sepakbola Kamerun. Sedikitnya delapan orang tewas dan 38 lainnya cedera akibat terinjak-injak di Stadion Yaounde Olembe. Tragedi terjadi bahkan sebelum pertandingan babak 16 besar Piala Afrika melawan Komoro dimulai.
Februari 2012, Mesir
Mesir juga mencatat peristiwa kelam dalam dunia sepakbolanya. Sebanyak 73 orang tewas dan 1.000 orang luka-luka saat kerusuhan meletus di akhir pertandingan antara Al-Masry dan Al-Ahly di Stadion Port Said. Liga Mesir kemudian ditangguhkan selama dua tahun.
Maret 2009, Pantai Gading
Suporter dari dua kubu menyerbu stadion Felix Houphouet-Boigny Abidjan sebelum pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Malawi. Sebanyak 19 orang tewas dan belasan luka-luka
Mei 2001, Ghana
Ini menjadi bencana terburuk bagi dunia olahraga Afrika. Sekitar 126 orang tewas terinjak-injak di stadion sepak bola utama Accra ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah kerusuhan.
April 2001, Afrika Selatan
Sedikitnya 43 orang tewas terlindas ketika para penggemar sepak bola mencoba memaksa masuk ke Stadion Ellis Park yang besar di Johannesburg di tengah pertandingan liga papan atas Afrika Selatan.
Oktober 1996, Guatemala
Pengunjiung yang berjejal melebihi kapasitas membuat sesak stadion Guatemala City. Ratusan orang terjatuh dari kursi dan tangga stadion saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Guatemala dan Kosta Rika berlangsung. Sebanyak 82 orang tewas dan sedikitnya 147 terluka.
Mei 1992, Prancis
Sekitar 18 orang tewas dan 2.300 luka-luka saat tribun di Stadion Furiani Bastia runtuh sebelum semifinal Piala Prancis melawan Olympique de Marseille.
Januari 1991, Afrika Selatan
Sebanyak 42 orang tewas terinjak-injak selama pertandingan pra-musim di Stadion Oppenheimer di kota pertambangan Orkney antara Kaizer Chiefs dan Orlando Pirates. Seorang penggemar Pirates telah menyerang pendukung Chiefs di kerumunan dengan pisau.
April 1989, Inggris
Stadion Hillsborough di Sheffield penuh sesak sebelum semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest, memicu bentrokan yang berujung maut. Sekitar 96 pendukung Liverpool tewas.
Salah satu korban yang luka, harus menjalani perawatan yang panjang dengan vonis dari dokter menyebutkan ia mengalami kerusakan otak yang parah. Sejak itu ia terus berjuang untuk hidup. Setelah 32 tahun perjuangannya, pada Juni 2022 ia meninggal.
Maret 1988, Nepal
Lebih dari 90 suporter tewas saat berdesakan di pintu keluar yang terkunci, saat badai hujan es di stadion sepak bola nasional Nepal di Kathmandu.
Mei 1985, Belgia
Tiga puluh sembilan penggemar meninggal dan lebih dari 600 terluka dalam kerusuhan mematikan yang terjadi sebelum final Piala Eropa antara Juventus dan Liverpool di Stadion Heysel di Brussels.
Mei 1985, Inggris
Sedikitnya 56 orang tewas dan lebih dari 200 terluka ketika kebakaran terjadi di tribun stadion Valley Parade di Bradford selama pertandingan divisi tiga melawan Lincoln City.
Oktober 1982, Rusia
Pertandingan Piala UEFA antara Spartak Moscow dan tim Belanda HFC Haarlem di Stadion Luzhniki di Moskow, berakhir ricuh. Puluhan tewas dan luka-luka. Kerusuhan besar tersebut nyaris tidak terangkat ke media. Pemerintah merilis jumlah korban yang mencapai 66 orang, tetapi sebuah sumber mengungkapkan angka sebenarnya lebih dari 300 orang.
BERITA TERKAIT: