FIFA Didemo Pakai Topeng Gianni Infantino dan Mahfud MD Peringati 3 Tahun Tragedi Kanjuruhan

Laporan: Abdul Rouf Ade Segun

Rabu, 01 Oktober 2025, 21:36 WIB
FIFA Didemo Pakai Topeng Gianni Infantino dan Mahfud MD Peringati 3 Tahun Tragedi Kanjuruhan
Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MBSI) menggelar demo di depan Kantor FIFA Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025. (Foto: RMOL/ Abdul Rouf Ade Segun)
rmol news logo Kantor Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta didemo Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MBSI), Rabu, 1 Oktober 2025. Aksi itu sebagai pengingat Tragedi Kanjuruhan tepat tiga tahun lalu yang menewaskan 135 nyawa.

"Kasus Kanjuruhan belum selesai. Kami akan selalu mengingat tragedi yang mencoreng Indonesia di pemerintahan Pak Jokowi waktu itu, jangan terlalu lama dan segera dituntaskan," tegas Ketua Umum MSBI, Sarman El Hakim.

Sarman menegaskan, hingga kini aktor utama tragedi 1 Oktober 2022 itu tak kunjung terungkap. Mirisnya, ganti rugi yang diberikan kepada keluarga korban juga dinilai belum sepadan.

Pantauan redaksi, MBSI mendatangi kantor FIFA sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam aksinya, mereka turut memeragakan teatrikal menggunakan topeng berwajah Presiden FIFA Gianni Infantino dan mantan Menkopolhukam yang memimpin Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Mahfud MD.

Tampak pula poster bertuliskan "Kami tidak akan pernah melupakan penderitaan saudara Kanjuruhan kami" berbahasa Indonesia dan Inggris.

"Kenapa foto Mahfud MD dan Presiden FIFA? Ya karena Mahfud sebagai ketua TGIPF. Nah yang menjadi masalah hari ini adalah tragedi tersebut disebabkan oleh apa? Oleh keributan penonton atau oleh petugas? Ini masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab," ujar Sarman lagi.

Sarman mengingatkan, penyelesaian Tragedi Kanjuruhan hingga kini tidak clear. Penyebabnya karena sejak awal tim pencari fakta tidak bertindak independen karena melibatkan unsur pemerintah.

"Tim independen alatnya dari pemerintah, yaitu Pak Mahfud. Unsur politiknya tinggi dan besar sehingga kasus Kanjuruhan tidak bisa diketahui siapa pelakunya, apa penyebabnya, dan bagaimana ganti ruginya," lanjut Sarman.

Dia juga menyoroti FIFA yang seolah lepas tangan terhadap Tragedi Kanjuruhan. Padahal seharusnya FIFA membentuk tim investigasi melibatkan lembaga independen yang bisa dipercaya dalam mengusut tragedi saat Arema Malang melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.

"Jangankan membentuk tim pencari fakta, Presiden FIFA Gianni Infantino tidak datang ke TKP. Infantino hanya datang ke Jakarta dan bermain bola dengan Ketum PSSI," pungkas Sarman. rmol news logo article 
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA