Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tetraphobia

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Jumat, 13 Desember 2019, 08:32 WIB
Tetraphobia
MENANGGAPI naskah “Triskaidekaphobia” (11 Desember 2019), mahaguru militer saya, Letjen Suryo Prabowo berkisah bahwa beliau menemukan tombol bernomor 13 namun tidak menemukan tombol bernomor 4 dan 14 di lift apartemen Kota Kasablanca Jakarta. Di lift apartemen menjulang tinggi itu tombol bernomor 3 langsung melompat ke 5 , 13 ke 15 , dan 23 ke 25.

Tetraphobia

Kisah pak Suryo tentang tombol lift tanpa nomor 4 dan 14  dan 24 menggaris-bawahi kenyataan bahwa tahayul juga tunduk pada paham lain-padang-lain-belalang maka lain-masyarakat-lain-kepercayaan.

Berdasar kisah nomor tonbol itu, dapat disimpulkan bahwa pembangun bangunan tinggi apartemen Kota Kasablanca bukan penderita Triskaidekaphobia yang fobia terhadap angka tigabelas tetapi Tetraphobia yang fobia terhadap angka 4 maka menghindari semua angka yang mengandung angka 4 tombol lift apartemen yang pada kenyataan sebenarnya memiliki lantai ke 4 dan 14 mau pun 24.

Alasanologi

Beda dari fobia pada lazimnya, para penganut Tetraphobia memiliki beberapa alasan siap membela kenapa mereka menghindari angka 4 , 14 , 24, dan seterusnya pada segenap angka yang mengandung angka 4 seolah tak kenal batas akhir.

Alasan paling popular adalah bahwa dalam bahasa Mandarin, angka 4 disebut shi yang lafalnya mirip dengan kata bermakna “mati” sehingga bagi pembangun dan pemilik gedung, angka 4 dihindari agar tidak membawa sial.

Begitu pula bagi para pengguna lift yang tentu saja ingin selamat sampai ke tujuan, angka 4 ditiadakan demi kenyamanan batin bersama.

Alasan lainnya adalah angka 4 dianggap mirip kursi terbalik yang dianggap oleh para pemilik jabatan dan kekuasaan sebagai lambang ketidakseimbangan.

Bagi yang memiliki jabatan, dikhawatirkan akan terjatuh dari kursi jabatannya. Maka ketimbang benar-benar tertimpa musibah, lebih baik angka 4 ditiadakan pada gedung bertingkat oleh para pembangun dan pemilik gedung yang percaya bahwa angka 4 adalah angka pembawa sial.

Lebih baik dianggap percaya tahayul ketimbang bisnis buruk akibat produk tidak dibeli oleh yang percaya tahayul. rmol news logo article

Penulis mempelajari keanekaragaman peradaban dan kebudayaan di planet bumi.

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA