Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peristiwa Kontroversi yang Dilakukan Nabi dan Sahabat (1)

Pembakaran Masjid Dhirar

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Selasa, 30 Oktober 2018, 10:39 WIB
Pembakaran Masjid Dhirar
Nasaruddin Umar/Net
MEMBAKAR masjid seba­gai rumah ibadah umat Is­lam kedengarannya sangat menyeramkan, akan tetapi kenyataan ini betul-betul pernah terjadi. Yang me­narik ialah masjid yang per­tama dibakar dalam sejarah dunia Islam ternyata diin­struksikan oleh Nabi setelah mendapat petun­juk dari dua ayat Al-Qur'an. Kedua ayat itu ada­lah sebagai berikut:

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid un­tuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk me­mecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang te­lah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak da­hulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). Jan­ganlah kamu shalat di dalam masjid itu sela­ma-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didi­rikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersem­bahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. (Q.S. al- Taubah/9:107).

Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir, Juz 2, halaman 288-292 dikisahkan panjang lebar tentang latar belakang turunnya dua ayat tersebut di atas. Masjid Dhirar disebut sebagai masjid provoka­tif yang dikuasai oleh kaum munafik di bawah pimpinan seorang pendeta bernama Abu 'Amir al-Rahib. Masjid ini pada mulanya diakui oleh baginda Nabi Muhammad Saw ketika bersa­ma para prajuritnya menuju ke medan Perang Tabuk, tetapi sekembalinya dari Tabuk Nabi mendengarkan informasi yang negatif tentang masjid itu. Akhirnya Nabi membentuk dan meng­utus tim investigasi untuk mengecek kebenaran informasi itu. Di antara anggota tim itu ialah Ma­lik bin Dukhsyum, Ma'an bin Adi,' Amir bin As- Sakan dan Wahsyi. Setelah tim ini melaporkan kebenaran informasi tentang keberadaan Masjid Dhirar betul-betul masjid yang berbahaya dan berpotensi memecah belah umat, maka Nabi menginstruksikan: Pergilah kalian ke masjid yang didirikan orang-orang zalim itu kemudian hancurkan dan bakar. Peristiwa itu terjadi pada bulan Oktober 630 Masehi.

Pembakaran Masjid Dhirar dilatarbelakangi adanya niat busuk tersembunyi di balik pem­bangunan masjid itu. Kelompok munafiq ber­harap Masjid Dhirar bisa melemahkan umat Is­lam dari dalam, seraya mereka mempersiapkan rencana penyerangan ke komunitas Nabi Mu­hammad Saw. Dalam riwayat disebutkan Amir al-Rahib sempat mendekati Raja Heraklius un­tuk berkolaborasi melawan kekuatan Nabi Mu­hammad Saw. Ia juga tercatat pernah berada di dalam barisan kaum musyrikin melawan Nabi Muhammad saw dan pasukannya di Perang, yang satu-satunya perang di mana Nabi dan pasukannya dikalahkan.

Pada mulanya Nabi sudah memiliki rencana untuk mengunjungi masjid itu karena informa­si yang sampai kepadanya masjid itu dibangun untuk orang-orang sakit, orang-orang tua dan lemah tidak sanggup pergi ke Masjid Quba, masjid yang dibina langsung oleh Nai Muham­mad Saw. Sebelum Nabi berkunjung ke masjid itu Allah swt menurunkan wahyu sebagaimana dikemukakan di atas (Q.S. al-Taubah/9:107- 108), yang mengingatkan bahwa masjid itu bu­kan masjid biasa tetapi masjid yang didirikan untuk memecah belah umat Islam.

Perintah Nabi untuk membakar Masjid Dhi­rar yang mendapatkan dukungan dari dua ayat dalam surah al-Taubah di atas, mengingatkan kita agar umat tidak boleh terkecoh dengan ke­hadiran simbol-simbol agama seperti masjid, karena ternyata tidak semua simbol-simbol suci itu dimaksudkan untuk tujuan-tujuan suci. Kita harus memelihara dan menjunjung tinggi sim­bol-simbol keagamaan Islam. Akan tetapi jika ternyata kehadiran simbol itu bukannya untuk memperkuat posisi dan keberadaan umat tetapi malah melemahkan maka keberadaa simbol dan atribut keagamaan itu perlu ditinjau ke­beradaannya.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA