Turunan Nabi Musa yang membawa agama Yahudi dengan kitab sucinya Kitab Taurat. Salah seorang turunannya juga bernama Nabi Isa yang membawa agama Nasrani, sekarang lebih dikeÂnal dengan agama Kristen, dengan kitab sucinya bernama Kitab Injil (Bible). Sedangkan Siti Hajar bermukim di Arab (Makkah) dan di sinilah ia membesarkan anaknya, Nabi Ismail. Turunannya kemudian melahirkan Nabi Muhammad Saw yang membawa agama Islam dengan kitab sucinya bernama Kitab Al-Qur'an.
Nabi Ibrahim sesungguhnya Nabi paling beruntung karena anak keturunannya menjadi Nabi dan sekaligus membawa agama dan kitab suci. Agama Yahudi, Nasrani, dan Islam serÂing disebut para orientalis dengan "Abrahamic Religion" (Agama anak cucu Nabi Ibrahim). Jika para penganut ketiga agama ini mendalami seÂjarah genetic agamanya masing-masing, maka niscaya mereka akan kompak. Ketiga pembawa ajaran agama Samawi ini berasal dari satu nenek yang sama. Sangat ironis jika antara sesama penganut "Abrahamic Religion" ini bermusuhan satu sama lain. Seharusnya mereka bersatu di dalam menghadapi gelombang peradaban baru yang sangat menantang inti ajaran agama ini. Namun kenyataannya, dalam lintasan sejarah ketiga agama ini selalu berhadap-hadapan bahkan bermusuhan satu sama lain. Sejarah kelam pernah mencatat bagaimana antara penÂganut agama Yahudi dan Kristen pernah bunuh-bunuhan. Bagaimana dahsyatnya Perang Salib yang pernah berlangsung 250 tahun, antara penganut agama Kristen dan penganut agama Islam perang habis-habisan. Bagaimana Israel dan Palestina sampai sekarang masih terus berÂlangsung peperangan secara sporadis, padahal mereka masih satu turunan genetik.
Pertarungan antara Israel yang sering menÂgusung bendera Yahudi dan penduduk Palestina yang juga sering mengusung bendera Islam terus saja berlangsung. Israel bagaikan tidak punya telinga untuk mendengarkan seruan badan-badan resmi dan tidak resmi internasional agar menghentikan pembantaian dan penduduÂkannya ke tanah-tanah Palestina. "Perang Saudara" antara Israel dan Palestina jika diurut ke atas maka sesungguhnya merupakan jejak persaingan dua ibu atau dua istri. Istri pertama, Siti Sarah, dibela oleh kelompok Yahudi-Israel dan istri kedua, Siti Sarah, dibela oleh Muslim- Palestina. Kedua kelompok ini masing-masing mengklaim Yerusalem dan Palestina adalah taÂnah leluhur mereka. Sebetulnya masing-masing memiliki kebenaran sebagai sama-sama anak cucu Nabi Ibrahim, tetapi kebenaran matril, dilihat dari perspektif hukum ketatanegaraan, Israel telah bertindak tidak adil terhadap muslim Palestina. Bukan hanya membantai penduduknya tetapi juga merampas tanah dan kekayaan alamnya.
Bayangkan, wilayah Hamas memiliki bentanÂgan pantai cukup panjang tetapi mereka tidak diperbolehkan mengaksesnya karena sudah dipagar dengan tembok tinggi. Wilayah-wilayah perbatasan, termasuk wilayah pantai semua sudah dikuasai oleh Israel. Bukti autentik bahwa Palestina pernah memiliki luas lahan sekitar 80 persen di negerinya tetapi kini terbalik, wilayahÂnya tersisa hanya sekitar 20 persen. Itu pun sudah berdiri tembok-tembok tinggi pertanda di bawah penguasaan Israel.