Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Calon Penumpang Selonjoran Di Lantai Stasiun Pasar Senen

Musim Liburan Akhir Tahun

Selasa, 26 Desember 2017, 10:12 WIB
Calon Penumpang Selonjoran Di Lantai Stasiun Pasar Senen
Foto/Net
rmol news logo Kepadatan penumpang terlihat di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, memasuki musim libur panjang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.

Antrean panjang penumpang terjadi di pintu-pintu ke­berangkatan. Puluhan ribu orang berdesak-desakan memadati area pintu masuk keberangkatan Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Mereka berbaris rapi me­manjang hingga 50 meter sebe­lum tempat pemeriksaan tiket maupun identitas oleh petugas. Tas-tas dan kardus berukuran besar terjepit di tengah mem­bludaknya penumpang.

Sebelum memasuki peron stasiun, seluruh penumpang harus menunjukkan bukti tiket dan juga tanda pengenal kepada petugas. "Mau ke Yogya," ujar Suliyono salah satu penumpang kereta di Stasiun Pasar Senen, Kamis (21/12).

Stasiun Pasar Senen, selama ini untuk kereta kelas ekonomi dan bisnis tujuan berbagai kota di Jawa Tengah, maupun Jawa Timur. Setiap hari, stasiun ini dipadati penumpang karena harga tiket yang dijual lebih terjangkau, sehingga menjadi buruan masyarakat kelas me­nengah bawah. "Naik ekonomi cuma bayar Rp 140 ribu sudah sampai Yogya. Kalau eksekutif bisa Rp 500 ribu. Yang penting aman, cepat dan murah," ujar Suliyono, kembali.

Fasilitas di Stasiun Pasar Senen cukup memadai. Mulai toilet, mushola, warung makan hingga minimarket. Sehingga, penumpang tidak harus keluar stasiun untuk memenuhi segala kebutuhannya. Bahkan, mesin pencetak tiket secara mandiri tersedia belasan unit, sehingga penumpang tidak perlu antre saat mencetak tiket yang dibel­inya secara online. Cara terse­but juga mencegah terjadinya praktek percaloan yang marak saat momen libur panjang tiba. "Alhamdulilah, sekarang calo tidak ada. Dulu saat libur pan­jang, mereka terang-terangan menjual tiket dua kali lipat dari harga semula," ucap pria 40 tahun ini.

Agar tidak terjadi penumpu­kan penumpang, pintu masuk menuju peron stasiun dibagi menjadi dua pintu. Pintu utara untuk keberangkatan jalur utara seperti, Tawang Jaya jurusan Semarang, Kertajaya jurusan Surabaya, atau Jayabaya juru­san Surabaya, dan Pintu selatan untuk kereta yang melewati jalur selatan. Seperti Mataremaja jurusan Malang, kereta Progo jurusan Yogya atau Sawunggalih jurusan Purwokerto.

Sebelum masuk ke peron, ter­dapat sekat dari besi yang cukup panjang agar antrean tidak saling berdesak-desakan. Kendati ban­yak penumpang yang memenuhi stasiun, mereka tidak bisa masuk ke dalamnya, hanya mereka yang akan berangkat yang diper­silakan masuk terlebih dahulu. Melalui pengeras suara, petugas mempersilakan penumpang kereta tujuan mana saja yang di­bolehkan masuk. Sisanya harus menunggu di pelataran stasiun. Karena fasilitas tempat duduk tidak memadai untuk ribuan penumpang. Mereka memi­lih duduk selonjoran di lantai stasiun. Akibatnya, peristiwa tersebut cukup mengganggu kenyamanan penumpang karena akses jalan yang cukup lebar harus tertutup separuhnya oleh penumpang. "Seharusnya PT KAI menyediakan lebih banyak kursi di stasiun agar penumpang tidak duduk-duduk di lantai," saran Suliyono kembali.

Di Stasiun Senen terdapat enam lajur, empat lajur untuk pemberangkatan kereta jarak jauh, sisanya dua lajur untuk lin­tasan KRL Jabodetabek. Selain itu, disediakan pula terowongan bawah tanah yang menghubung­kan jalur 3, 4 dan jalur 6 agar tidak membahayakan penump­ang yang akan melintasi jalur.

Suliyono mengaku masih ker­ja pagi hari, sehingga baru bisa pulang ke kampung halamannya malam hari. "Habis pulang dari kantor langsung ke Stasiun Pasar Senen," ujar Suliyono.

Apalagi, kata pria asal Yogya ini, kereta yang ditumpang­inya baru berangkat pukul 23.00 WIB dengan tujuan Semarang. "Soalnya nyari tiket ke Yogya su­dah habis semua, ya terpaksa ke Semarang dulu," kata pria yang mengenakan kemeja coklat ini.

Setelah sampai di Stasiun Semarang Poncol, Suliyono mengatakan, akan langsung menuju terminal Terboyo untuk beralih menggunakan bus tujuan Yogyakarta. "Nggak masalah beralih transportasi, yang pent­ing bisa bertemu keluarga," ujar salah satu pekerja swasta di kawasan Sudirman ini.

Penumpang lainnya, Suryawan mengaku memilih mudik lebih awal, karena musim libur Natal dan tahun baru tidak sepan­jang saat libur Lebaran. "Saya mudik lebih awal agar bisa lebih lama ketemu keluarga," ujar Suryawan.

Menurut Suryawan, libur Natal dan Tahun Baru memang tidak terlalu padat dibanding saat Lebaran. "Kalau Lebaran bisa lebih berjubel penumpangnya,"  kata dia.

Saat ini, kata pria 30 tahun ini, sistem pembelian tiket sudah dapat diakses melalui online, sehingga lebih cepat habis. "Tapi nggak apa-apa. Yang penting sudah tak ada calo," kata dia.

Suryawan mengaku, sudah membeli tiket sejak sebulan sebelumnya dalam rangka mengambil cuti Natal selama dua hari. "Jadi lumayan bisa lima hari di rumah," ujarnya.

Sementara, Kepala Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Dedi Kristanto mengatakan, tiket untuk keberangkatan hingga 30 Desember 2017 sudah habis terjual. "Soalnya, penumpang sudah bisa membeli tiket H-90 melalui online, dan akan kembali normal per 1 Januari 2018," ujar Dedi dalam keterangannya.

Menurut Dedi, penumpang paling banyak berangkat menuju ke beberapa kota di Jawa Timur. "Terbanyak Surabaya, karena memang kereta ke Jatim banyak, ada Matarmaja, ada Brantas, Kertajaya, Jayabaya," sebut dia.

Dedi menjelaskan, hingga Jumat (22/12) telah terjadi lon­jakan penumpang sebanyak 40 persen dibanding hari biasa. "Hari Jumat (22/12) kurang lebih kita memberangkatkan 20 ribu penumpang, kalo hari biasa sekitar 17 ribu," kata Dedi.

Sebetulnya, lanjut Dedi, lon­jakan penumpang sudah terjadi sejak Kamis, 21 Desember 2017. "Pada hari itu kita sudah mem­berangkatkan sekitar lebih 22 ribu lebih penumpang," sebut dia.

Menurut Dedi, dari data Stasiun Pasar Senen, lonjakan penumpang akan terus ter­jadi hingga 30 Desember 2017. "Rata-rata penumpang 22 ribuan hingga tanggal 30 Desember. Kita perkirakan naik 1-2 persen dibanding tahun lalu," prediksi dia.

Untuk mengatasi melon­jaknya penumpang, ucap Dedi, pihaknya menyediakan empat kereta api tambahan yang be­rangkat dari Stasiun Senen. "Yang pasti (kereta tambahan) ke wilayah Jawa Timur yang pal­ing banyak penumpang, karena wilayah Jawa Timur yang paling banyak dituju," sebut dia.

Kereta tambahan tersebut adalah Kereta Brantas tujuan ke Madiun, kereta Matarmaja ke Malang, kereta Kertajaya tujuan Surabaya, dan kereta Kutojaya tujuan ke Kutoarjo.

Dari data Stasiun Pasar Senen, jumlah total penumpang pada Sabtu (23/12) mencapai 22.552 orang. Sebanyak 18.484 pen­umpang di kereta reguler dan 4.068 penumpang di kereta tambahan.

Latar Belakang
Tiket Kereta Perjalanan Dari Jakarta Ludes Terjual


PT KAI menetapkan masa angku­tan Natal dan Tahun Baru selama 17 hari, yakni mulai 22 Desember 2017 sampai 7 Januari 2018.

Puncak arus keberangkatan penumpang diprediksi terjadi pada 28-30 Desember 2017. PT KAI memperkirakan 600 ribu lebih penumpang akan menggu­nakan jasa kereta api pada masa libur akhir tahun ini.

Daerah Operasi (DAOP) 1 Jakarta telah menyiapkan 17 kereta api (KA) tambahan. Jumlah tersebut di luar 55 kereta api reguler jarak menengah dan jarak jauh yang berangkat dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen.

Rinciannya, dari Stasiun Gambir sebanyak 12 perjalanan kereta api, dan dari Stasiun Pasar Senen 5 perjalanan kereta api.

Adapun tujuan akhir dari 17 perjalanan kereta tambahan ini ke arah Jawa Barat sebanyak 4 kereta, Jawa Tengah 7 kereta, dan Jawa Timur 6 kereta.

Dengan begitu, total tiket tambahan yang tersedia sebanyak 16.840 tiket tambahan per hari, selain 29.310 tiket reguler per hari. Seiring pengopersian tambahan ini, total tiket tersedia sekitar 46.150 tiket per hari se­lama masa angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, selama musim libur Natal dan Tahun Baru 2018, seluruh tiket kereta api sudah habis terjual. PT KAI, kata dia, memastikan seluruh penumpang juga mendapatkan tempat duduk. "Sekarang sudah tidak ada penumpang di luar tempat duduk," ujar Edi dalam keterangannya.

Menurut Edi, habisnya tiket sejauh ini hanya untuk penump­ang yang melakukan perjalanan mudik dari Jakarta menuju ber­bagai kota di Jawa Barat, Jawa Tengah maupun, Jawa Timur. Sementara untuk perjalanan balik masih banyak yang terse­dia. "Mungkin mereka berpikir, nanti-nanti saja belinya atau ketika sudah ketemu dengan saudara balik bareng pakai mo­bil," ucapnya.

Edi memprediksi, jumlah penumpang mencapai 278.552 orang per hari selama musim Natal dan libur Tahun Baru. "Ada peningkatan dibandingkan tahun lalu, sebesar 265.110 pen­umpang per hari," sebutnya.

Edi menambahkan, seluruh tiket selama musim Natal dan Tahun baru 2018 ludes ter­jual untuk keberangkatan dari Jakarta. "Kami sediakan 17 kereta tambahan, 12 KA berang­kat dari Stasiun Gambir dan 5 KA berangkat dari Stasiun Pasar Senen," ujar Edi.

Menurut Edi, dari 17 per­jalanan KAtambahan ini, di antaranya tujuan ke arah Jawa Barat sebanyak 4 KA, Jawa Tengah 7 KA, dan Jawa Timur 6 KA. Sementara, untuk jumlah perjalanan KAregular yang biasa beroperasi terdapat 55 per­jalanan, terdiri dari pemberang­katan awal dari Stasiun Gambir 30 perjalanan dan Stasiun Pasar Senen 25 perjalanan. "Sehingga, total jumlah kereta yang siap melayani penumpang pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru kali ini adalah 72 perjalanan," sebutnya.

Edi meminta kepada para calon penumpang terus meman­tau informasi terbaru terhadap ketersediaan tiket tersebut, baik melalui aplikasi atau website KAI. Sebab, kata dia, biasanya ada penumpang yang membatal­kan tiket karena beberapa faktor. "Jangan mengatakan sudah habis, kok sekarang masih ada," ujarnya.

Menurut Edi, pembatalan tiket mungkin penumpang akan pindah moda transportasi atau memilih mudik bareng bersama keluarga.

Demi menjamin keamanan selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2018, kata dia, PT KAI Daop 1 Jakarta juga akan melibatkan kekuatan personel pengamanan sebanyak 1.143 personel yang akan ditugaskan di stasiun dan perjalanan KA. Para personel tersebut terdiri dari 879 personel internal dan 264 personel bantuan dari TNI dan Polri.

Selain menyiapkan personel, lanjut Edi, PT KAI juga meny­iagakan anjing pelacak sebanyak 49 ekor yang disebar ke setiap stasiun kereta api. Tujuannya, untuk mencium barang terlarang seperti, narkoba sampai bahan-bahan peledak yang memba­hayakan. "Tapi sejauh ini belum ditemukan," ucap Edi.

Demi memberikan pelayanan yang maksimal kepada penump­ang, kata dia, maka selama masa liburan ini, seluruh pegawai PT KAI turun tangan untuk mem­bantu kelancaran pelayanan di stasiun-stasiun. "Bahkan, setiap pegawai tidak diperkenankan mengambil cuti tahunan," tan­dasnya.

Edi menambahkan, seluruh jalur kereta baik utara maupun selatan siap dilalui.

Namun, kata dia, masih ada beberapa daerah rawan banjir dan longsor yang perlu pengawasan, khususnya Jawa Barat. "Ada 47 titik yang masuk kategori rawan. Ada dua di Daop Bandung, juga termasuk di kilometer 107 Ciganea (Purwarkarta) yang saat ini sedang diperbaiki," sebutnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA