Pernyataan itu disampaikan Arief saat menanggapi keluhan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal UU Pemilu yang dikritik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Pernyataan PDIP sama dengan PKI beserta surat minta maaf dari Arief itu viral dan jadi bahan bully-an di medsos. Saat diwawancarai
Rakyat Merdeka, Arief tetap merasa tidak bersalah dan tidak takut dipolisikan. Berikut pernyataan Arief seÂlengkapnya;
Biasanya ceplas-ceplos, kok sekarang malah berbalik minta maaf?Begini. Permintaan maaf itu untuk meluruskan statemen yang menuduh saya mengatakan PDIP itu PKI. Padahal, ucapan saya wajar saja. Menimpali statemen Sekjen PDIP yang mengeluh karÂena PDIP dikaitkan dengan PKI oleh segelintir orang. Dan kata Hasto, orang tersebut Sengkuni dalam dunia perwayangan yang baru diruwat di Yogya.
Perubahan sikap Anda karÂena ditekan Ketua Umum PDIP Megawati atau ditekan kader PDIP?Tekanan nggak ada ya dari Ibu Megawati. Cuma saya pakai akal sehat saja dari pada gara gara terus ada kesalahpahamanan. Jadi hubungan saya dengan sahabat-sahabat di PDIP jadi rusak.
Anda takut dipolisikan relaÂwan (PDIP) ya?Dipolisikan atau tidak sih itu hak relawan atau pihak lain ya. Saya ikut saja sepanjang itu benar.
Di internal Gerindra, seteÂlah mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan PDIP, apa Anda ditegur Prabowo. Apa katanya?Beliau telepon dan bertanya, kenapa kamu sebut PDIP itu PKI. Lalu saya jelaskan, awalÂnya saya tidak terima Hasto mengkritik beliau.
Bahwa akibat Undang-Undang Pemilu, beliau dianggap ambisi jadi presiden. Padahal kita biÂcara substansi, Undang-Undang Pemilu kayak lelucon dan meÂnipu rakyat.
Sudah ada sanksi dari parÂtai?Nggak ada sanksi tuh. Beliau (Prabowo) cuma minta saya klarifikasi. Lha wong saya kan membela ketua umum partai saya yang di-
bully di medsos akibat statemen Hasto.
Konon banyak masyarakat yang mengaitkan PDIP dan PKI. Anda yakin?Saya nggak yakin masyarakat menganggap PDIP itu PKI. Kalau PKI, mana mungkin PDIP menang Pemilu 2014. Lagian, saya ini kan berdarah banteng, bekas kader PDIPerjuangan. Ayah dan kakek saya itu PNI. Ayah dan almarhum Pak Taufik Kiemas itu teman seperjuangan dan sama-sama dipenjara zaman Orba. Jadi saya katakan, PDIP bukan PKI.
Setelah kejadian itu Anda berniat berbalik dukung Jokowi enggak?Nggaklah. Saya tetap lawan sejati Joko Widodo selama dia berkuasa. Tapi tetap kawan daÂlam hal mendukung kebijakan beliau yang pro rakyat. Insya Allah, saya akan terus mengÂkritik Pak Jokowi agar selalu memihak wong cilik. Ingat asal muasalnya dari rakyat jelata.
Belakangan, oposisi banyak dibungkam?Kalau ini sih ada benarnya. Oposisi banyak yang tersandera oleh masalah hukum dan bisnisnya takut diganggu atau diotak-atik. Jadi pada melempem semua kayak kerupuk kena hujan. Padahal status negara sudah emergency, perlu diselamatkan.
Yakin selamanya Anda menÂjadi oposan?Tidak ada kata mundur. Akan saya lakukan seperti Ibu Megawati yang berani oposisi saat SBY memerintah. Karena itu, saya serukan pada jaringan mahasiswa, ormas, serikat buruh, harus terus kritis dan berani melawan jika Joko Widodo melanggar konstiÂtusi atau tidak konsisten berpihak pada rakyat. Saya bukan opoÂsisi yang melempem kalau dikasi duit, proyek, atau punya kasus diotak-atik. Saya akan jadikan Ibu Megawati sebagai inspirasi menjadi oposisi. ***
BERITA TERKAIT: