Menurutnya, banyak petani di dataran tinggi tersebut terbilang makmur lantaran jumlah produksi dan harga bawang merah di Sumatera sedang menggeliat.
"Ini kemajuan luar biasa, hanya dalam dua tahun luas tanam bertambah dua kali lipat, sekarang jadi 5.500 hektar. Tadi saya diceritakan sudah ada dua petani bisa beli (mobil) Alphard," Amran saat panen raya bawang merah di Nagari Rimbo Data, Kecamatan Lembah Gumanti, Solok (Rabu, 28/12).
Amran menambahkan, dalam hitung-hitungannya, apabila petani bawang merah menaruh harga di atas Rp 15.000 per kilogram maka akan menguntungkan sendiri.
"Pendapatannya besar. Coba taruh harga bawang Rp 20 ribu per kilogram, produksinya 10 ton, berarti dia dapat Rp 200 juta per hektar. Modalnya Rp 160 juta, dibagi tiga bulan (masa tunggu panen)," terangnya.
Amran juga merasa senang ketika menemui petani-petani muda yang mau turun ke ladang. Hal tersebut menunjukkan profesi petani bawang merah Solok memang menjanjikan.
"Tadi saya juga ketemu pemuda-pemuda usia 18 sampai 20 tahun ke sawah. Dulu tidak ada yang mau, pemuda maunya masuk kota. Bayangkan usia segitu semangat ke sawah," beber Amran.
[wah]
BERITA TERKAIT: