Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tas Ransel Jadi Perhatian Pengamanan Gereja Katedral

Aparat Gabungan Dan Warga Jaga Perayaan Natal

Senin, 26 Desember 2016, 09:52 WIB
Tas Ransel Jadi Perhatian Pengamanan Gereja Katedral
Foto/Net
rmol news logo Kepolisian memastikan memperketat pengamanan di gereja-gereja menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru. Sekitar 150 ribu personel gabungan seluruh Indonesia, ikut mengamankan Operasi Lilin 2016 dan Tahun Baru 2017.

Sore itu, dua hari menjelang Natal, kesibukan terlihat di Gereja St. Perawan Maria Diangkat ke Surga, atau yang lebih dikenal dengan nama Gereja Katedral Jakarta. Warga jemaat sibuk memasang berbagai ornamen Natal hampir di seluruh bagian luar ruang misa.

Ornamen-ornamen tersebut dipasang di tiap sudut dan lan­git-langit tenda berwarna putih. Tenda-tenda tersebut dipasang di bagian depan dan samping ruang kebaktian, atau di seluruh halaman gereja.

Sementara warga jemaat sibuk di dalam, sejumlah petugaskepolisian terlihat sibuk di bagian depan gereja. Dua pos pengamanan didirikan di depan gerbang masuk halaman Gereja Katedral. Besarnya kedua pos tidak sama.

Pos pengamanan pertama berukuran sekitar 2x2,5 meter. Di dalamnya diisi sebuah meja 1x2 meter dengan taplak ber­warna putih. Sebuah kursi hijau dan buku panduan kegiatan ke­polisian berada di meja tersebut. Di bagian belakang, petugas me­letakkan sebuah papan prosedur pengamanan Gereja Katedral.

Selain pos tersebut, sebuah pos lain juga didirikan di trotoar depan Gereja Katedral. Pos itu lebih besar dari pos pertama. Ukurannya kira-kira 1,5 kali ukuran pos pertama. Sejumlah petugas kepolisian memberes­kan pos tersebut.

Koordinator Panitia Pengamanan Internal Gereja Katedral Audi mengatakan, pihaknya tidak mengetahui jumlah total personel pengamanan yang mengamankan Gereja Katedral padamalam Natal dan Tahun Baru. Namun, kata dia, tahun lalu, personel pengamanan gabungan yang bertugas di gereja tersebut berjumlah 250 orang.

"Kalau jumlah pastinya kita belum tahu, tapi biasanya tang­gal 24 pagi atau siang sudah mulai diberlakukan sterilisasi untuk masuk dalam area gereja," katanya saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.

Untuk jumlah pengamanan internal, jelas Audi, pihak gereja mengerahkan sekitar 50 orang petugas. Petugas-petugas terse­but berasal dari warga. Jumlah tersebut masih ditambah dengan panitia gereja yang berjumlah sekitar 10 orang.

Selain personel gabungan dari petugas resmi, kata Audi, pengamanan di Gereja Katedral Jakarta juga melibatkan sejum­lah organisasi masyarakat. Kata dia, ada lebih dari dua ormas yang ikut mendukung penga­manan di salah satu objek vital di Jakarta itu.

"Tahun lalu, antara lain ada ormas Banser NU. Tapi, jum­lahnya kita kurang begitu jelas. Biasanya, mereka menyebar di sekeliling luar pagar gereja dengan berpakaian seperti warga biasa. Seperti intel," jelasnya.

Kepada warga jemaat, lanjut Audi, pihak gereja sudah mengumumkan agar turut serta menjaga keamanan. Sejak awal Desember, sambungnya, di setiap usai misa, jemaat selalu diimbau untuk membawa tas yang biasa saja.

"Sudah cukup sering diumumkan dan diimbau. Kalau bisa bawa tas yang biasa sajalah, enggak usah bawa-bawa tas ransel. Tapi, biasanya kan ada saja warga yang agak ribet," katanya.

Sementara itu, di Gereja Immanuel, Gambir, Jakarta Pusat, sejumlah petugas dari Kepolisian Sektor Gambir membenahi pos pengamanan. Pos tersebut be­rada di bagian samping, bila masuk dari Jalan Pejambon.

Posnya cukup besar. Ukurannya kira-kira 5x10 meter persegi dan letaknya berada di dalam area pagar Gereja Immanuel. Pantauan dua hari sebelum Natal, sejumah pekerja bangunan memasang lantai pos pengamanan yang terbuat dari papan dan balok kayu.

Dua meja 1x3 meter diatur bersusun sebagai meja tempat perlengkapan. Meja tersebut digunakan sebagai tempat pe­meriksaan yang dilakukan aparat gabungan yang bertugas menga­mankan Natal dan Tahun Baru di gereja bersejarah tersebut.

Selain di bagian belakang, pengamanan juga terlihat di bagian depan, atau pintu masuk ruang ibadah. Dua buah pintu metal de­tector sudah berdiri. Selanjutnya tinggal memasang perangkat elektronik untuk membuat alat tersebut bekerja.

Kesibukan juga terlihat di bagian dalam. Sejumlah warga jemaat terlihat sedang melaku­kan penyempurnaan pada alat sound system ruang ibadah. Sejumlah jemaat lain tampak memasang ornamen-ornamen Natal di sekeliling ruang ibadah, termasuk tenda pesta yang di­pasang di bagian samping untuk menampung jemaat yang tidak muat di dalam.

Seorang petugas keamanan se­tempat mengaku belum menge­tahui jumlah personel keamanan yang bertugas di gereja yang persis berseberangan dengan Stasiun Gambir itu. Namun, kata dia, berkaca dari tahun lalu, ada setidaknya 150 personel yang mengamankan Gereja Immanuel.

"Ya, tahun lalu sekitar 150, gabungan dari Polisi, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)," kata petugas yang menolak disebut identitasnya itu.

Pria dengan logat Indonesia Timur itu menambahkan, biasan­ya pada tanggal 24 Desember pagi, petinggi kepolisian dari Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya melakukan pantauan di gereja tersebut.

"Kalau sekarang ini belum dipantau, tapi kalau besok pasti," katanya sebelum Natal.

Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Suyatno mengatakan, pihaknya akan mengamankan enam dari 125 gereja yang tersebar di Jakarta Pusat (Jakpus). Keenam gereja tersebut adalah Gereja Katedral di Sawah Besar, Kanisius di Menteng, Imanuel di Gambir, Therisia di Menteng, Paulus di Menteng, dan Anglikan di Menteng.

"Ada enam gereja di Jakpus dilakukan pengamanan priori­tas," kata Suyatno kepada war­tawan di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Kamis lalu.

Kata dia, untuk melakukan penjagaan di enam gereja terse­but, pihaknya menerjunkan 368 personel dari polres serta Polsek. Namun, Suyatno tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah.

"Nanti jika dibutuhkan penebalankekuatan. Kami akan siap­kan seperti Tim Gegana, K9, dan lain-lain," tandasnya.
 
Latar Belakang
Pengamanan Natal & Tahun Baru Bertambah Lima Ribu Personel


Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, jumlah personel Operasi Lilin tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu yang berjumlah 150 ribu.

Total ada 155 ribu personel yang akan diterjunkan mengamankan Natal dan Tahun Baru. Penambahan personel, menurut Tito, bukan karena sejumlah penangkapan terhadap beberapa terduga teroris belakangan ini.

"Jumlahnya meningkat sedikit karena penduduk jumlahnya bertambah. Pengamanan kami libatkan masyarakat, seperti Banser dan pemuda gereja," ujar Tito.

Tito mengatakan, fokus pengamanan terutama di dua provinsi, yaitu Bali dan Jakarta. Menurutnya, dua daerah itu menjadi target tradisional teroris selama ini. Untuk itu, Tito meng­ingatkan seluruh jajarannya agar waspada terhadap gangguan ter­orisme, khususnya dalam Natal dan Tahun Baru ini.

Dia menegaskan, ada dua isu yang menjadi atensi da­lam perayaan Natal dan Tahun Baru ini. Yaitu, terorisme dan konflik agama. "Aksi gangguan keamanan dan ketertiban da­lam bentuk terorisme, terutama konflik yang berbau keagamaan, dan ideologi harus diwaspadai," ujar Tito dalam sambutannya di Monas.

Selain dua hal tersebut, Tito juga menyampaikan bahwa libur panjang biasanya memancing penjahat konvensional keluar. Salah satunya pencurian rumah kosong. "Waspadai juga adanya mobilitas migrasi massa dari satu tempat ke tempat lain karena liburan," jelasnya.

Untuk jajaran polisi lalu lintas, Tito menginstruksikan agar petu­gas fokus mengamankan jalur Pantura. Hal ini untuk melan­caran arus mudik dan arus balik Natal dan Tahun Baru.

"Beberapa waktu lalu koor­dinasi sudah dilaksanakan dengan jajaran Kementerian Perhubungan, TNI, dan Pemda un­tuk pengamanan, terutama jalur Pantura Tol Cipali. Beberapa waktu lalu memang dapat masalah waktu arus mudik dan balik," tuturnya.

Secara khusus, dia juga mengingatkan mengenai prediksi pa­datnya kawasan pintu keluar tol Brebes Timur atau Brexit. Dia mengimbau, agar masyarakat tidak memaksakan diri melintasi pintu tol tersebut.

"Saya mengimbau kepada masyarakat, untuk jalur Cipali ini, kalau seandainya Brexit penuh, jangan dipaksakan. Nanti diarahkan ke jalur Pantura lama atau ke jalur selatan lewat ke Cikopo," imbuh bekas Kadensus 88 Antiteror ini.

Terpisah, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengimbau agar jan­gan ada aksi sweeping pada momen Natal. Dia juga me­merintahkan jajarannya untuk menangkap massa yang meng­gelar sweeping.

Pihaknya, lanjut pria yang biasa disapa Iwan Bule itu, me­nambah jumlah personel untuk siaga di gereja seluruh Jakarta. Dia tidak menyebutkan jum­lah personel yang dikerahkan. "Kekuatan Natal, pokoknya kuat," tandasnya.

Sejumlah alat yang digunakan adalah metal detector, anjing pelacak, dan berbagai perleng­kapan lain. Iwan Bule mengaku menyebar pengamanan di semua wilayah di Jakarta. Operasi Lilin digelar untuk pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru. Operasi dimulai aktif dari 23 Desember dan berakhir pada 1 Januari 2017. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA