Barang bukti berupa ponsel tersebut ditemukan di kontraÂkan tempat Riko tinggal di RT005 RW04, Kampung Kramat, Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur.
Barang bukti baru itu, ditemuÂkan saat polisi melakukan rekonstruksi di kontrakan yang juga menjadi tempat Riko memutilasi dan mengubur Sopyan. "Kita temukan dua handphone milik korban. Itu kita temukan di tempatatau penyimpanan beras," kata Kanit III Jatanras Polda Metro Jaya Kompol Awal, Senin lalu.
Usai melakukan reka ulang, polisi menyerahkan kembali kunci kontrakan kepada pemilik.Sang pemilik dipersilakan kemÂbali menggunakan rumah kontrakan tersebut seperti sedia kala.
Kini, kontrakan yang terdiri dari lima rumah tersebut terlihat sepi. Pantauan Rakyat Merdeka, kemarin, tidak tampak sama sekali aktivitas di dalam, mauÂpun luar lima rumah kontraÂkan yang berbatasan langsung dengan tembok bagian belakang rumah warga.
Sebelum kejadian akhir Oktober lalu, Riko dan keluarganya sudah setahun menempati konÂtrakan tersebut. Dia menempati kontrakan bagian tengah, atau kontrakan nomor 3.
Sebuah rak dan sejumlah seÂpatu terlihat di kontrakan ini. Cat tembok samping dengan bagian depan tidak sama. Sementara kusen pintu dan jendela berwarnacokelat gelap. Pintu diÂkunci dengan gembok ukuran cukup besar.
Terpisah satu kontrakan dari kontrakan nomor 3, atau kontraÂkan nomor 5, merupakan tempat Riko memutilasi dan menyemen Sopyan.
Sama seperti kontrakan nomor 3, warna cat tembok bagian deÂpan dengan samping tidak sama. Jika tembok samping berwarna ungu, tembok bagian depan rumah "eksekusi" ini berwarna campuran hijau dan merah.
Kusen pintu dan jendela berÂwarna putih tampak sudah mulai kusam. Kaca jendela gelap, dan sebuah kaus merah marun diletakkan di bagian depan, dekat dengan jendela kontrakan beruÂkuran 3x6 meter tersebut.
Untuk ke kontrakan tersebut, setelah memasuki jalan kecil di pemukiman padat, kemudian melalui sebuah gang yang hanya cukup untuk motor.
Kompol Awal menambahkan, hasil rekonstruksi akan melengÂkapi berkas kedua tersangka sebelum dilimpahkan ke kejakÂsaan. Kontrakan yang disegel seÂlama dua bulan oleh kepolisian, kini sudah diserahkan oleh polisi dan bisa digunakan kembali.
"Semua sudah kelar, kunci kontrakan sudah kita kasih ke pemiliknya. Kontrakannya suÂdah bisa dibuka," kata Awal.
Pelaku pembunuh sekaligus pemutilasi Sopyan Lubis yang jasadnya dipendam dengan seÂmen di sebuah kontrakan di Cipayung, dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. Pria berÂnama lengkap Riko Lesmana Saragih itu, sering berbaur dengan tetangga sekitar.
Salah seorang tetangga, Lukman menceritakan, keseharian pelaku di lingkungan, terkenal cukup baik. Sebelum menjadi sopir angkot, pelaku sempat memiliki usaha laundry kiloan yang tak jauh dari rumah kontrakanÂnya. Namun, usaha laundry terseÂbut sudah berpindah tangan.
"Sempat punya usaha laundry sekitar 5 tahun dari tahun 2011," katanya saat ngobrol tak jauh dari kontrakan.
Lukman tak kenal persis kesÂeharian pelaku. Dia mengaku terkejut dengan kejadian terseÂbut. Pasalnya, dia sering bertemu pelaku di lingkungannya. "Kaget aja ada kasus pembunuhan sadis seperti ini di dekat rumah, tak nyangka dia pelakunya, kesÂehariannya juga ramah, baik orangnya," ucapnya.
Sani, pemilik kontrakan mengungkapkan kekesalannya kepada Riko. Akibat perbuatan Riko, Sani merugi jutaan rupiah karena kasus pembunuhan itu membuat polisi harus menyegel rumah kontrakannya. Adapun dua rumah kontrakan yang disewaRiko masih belum dibayar.
"Dia ngontrak sama istrinya sudah setahun lebih. Sejak kejaÂdian, istrinya pergi, belum bayar kontrakan, listriknya nyala," kata Sani.
Kerugian Sani bertambah karena pada malam kejadian itu, Riko menjebol tembok belakang di dekat kamar mandi rumah kontrakan untuk mengubur dan menyemen potongan tubuh Sopyan. "Saya sempat nanya sama polisi, katanya dandanin saja tak apa-apa, nanti biayanya bilang saja," ujarnya.
Selain itu, ketiga penghuni rumah kontrakan Sani kini sudah pindah. Tak ada lagi yang mau mengontrak di sana. Setidaknya, selama dua bulan ini, rumah konÂtrakan Sani hanya jadi deretan ruang kosong.
"Saya harus bagaimana ya, mau minta ke keluarganya Riko juga saya tidak tega, tapi rugi juga saya," ujar Sani. ***