Setelah aksi selesai pada Pukul 11.00 WIB, Nusron bersama RelaNU langsung membersihkan sampah yang sempat tercecer selama aksi massa terselenggara.
Tampil berbagai foto Nusron Wahid sedang giat membersihkan sampah pasca aksi massa. Sebelum menanggapi berita tersebut, terlebih dahulu saya mohon maaf kepada pihak-pihak yang berseberangan paham dengan Nusron Wahid sebab menurut pendapat saya pribadi: upaya membersihkan sampah yang sempat tercecer selama aksi 4 Desember 2016 pada hakikatnya merupakan suatu ungkapan budi pekerti yang bagus.
Nusron Wahid telah membuktikan dirinya sebagai insan sadar lingkungan yang secara sadar menghendaki jangan sampai lingkungan rusak akibat kegiatan turun ke jalan yang melibatkan masyarakat dalam jumlah besar.
Pada prinsipnya, apa yang dilakukan oleh Nusron Wahid pada acara Kita Indonesia 412 dalah seirama dan senada dengan apa yang telah dilakukan oleh laskar kemanusiaan Buddha Tzu Chi dalam berbagai kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar, Lieus Sungkharisma dan warga keturunan Tionghoa yang bergabung dengan laskar pembersih sampah pada aksi-damai 14 November 2016, Aa Gym beserta laskar pembersih sampah yang datang dari Bandung ke Monas Jakarta untuk bergabung pada acara akbar Doa Bersama 212 dan entah siapa lagi yang kebetulan di luar pengetahuan terbatas saya.
Apa yang para beliau lakukan sebagai upaya membersihkan sampah yang berserakan pasca aksi massa pada hakikatnya merupakan sikap dan perilaku sadar lingkungan yang layak dihormati dan dihargai . Kebersihan merupakan unsur peradaban yang terungkap pada kebudayaan secara hakiki. Kadar peradaban suatu bangsa dapat diukur pada sikap dan perilaku warga bangsa terkait terhadap kebersihan. Makna kebersihan sangat penting bagi batiniah mau pun lahiriah seorang insan manusia maka dapat ditafsirkan bahwa kebersihan lahir-batin merupakan bagian dari keimanan.
Sebenarnya Doa Bersama 212 dan Kita Indonesia 412 saling melengkapi selaras dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila. Bagi saya pribadi, kedua kegiatan masyarakat yang diselenggarakan secara terpisah hanya dua hari itu memang merupakan suatu bukti bahwa bangsa Indonesia sudah cukup dewasa maka bijak dalam menghadapi berbagai masalah sosial yang timbul akibat perbedaan pendapat. Dan yang terutama layak dibanggakan adalah baik Doa Bersama 212 mau pun Kita Indonesia 412 telah terbukti terselenggara secara tertib, aman, damai dan bersih.
Terbukti nyata bahwa bangsa Indonesia memiliki peradaban adiluhur yang mampu dan mau menghadapi permasalahan perbedaan pendapat secara bersih lahir-batin TANPA melakukan kekerasan sesuai makna keluhuran yang tersirat dan tersurat di dalam sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Saya bangga dan bahagia menjadi warga bangsa Indonesia. MERDEKA!
[***]
Penulis menghargai sikap dan perilaku sadar lingkungan
BERITA TERKAIT: