WAWANCARA

Komjen Suhardi Alius: Dari Hasil Interogasi Densus 88, Aksi Bela Islam Hari Ini Berpotensi Disusupi

Jumat, 02 Desember 2016, 09:56 WIB
Komjen Suhardi Alius: Dari Hasil Interogasi Densus 88, Aksi Bela Islam Hari Ini Berpotensi Disusupi
Komjen Suhardi Alius/Net
rmol news logo Teroris berpotensi menunggangi aksi Bela Islam jilid IIIyang diikuti ribuan umat Islam di Monas hari ini. Personel Polri-TNI disiap siagakan di seluruh daerah. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pun tak kalah sibuk.
 
nstitusi pimpinan jenderal bintang tiga Polri ini intens me­mantau gerakan para terduga ter­oris. Apalagi, berdasarkan hasil kajian BNPT dan interogasi Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror terhadap sembilan orang terduga terorisyang sebe­lumnya ditangkap di beberapa wilayah, mereka berupaya me­nyusup dalam aksi Bela Islam III. Berikut pemaparan jenderal Suhardi Alius;

Hingga kini bagimana perkembangan pemeriksaan dari sembilan orang terduga tero­ris yang sebelumnya tertang­kap?
Itu sedang didalami, kita koordinasi dengan Densus 88. Sembilan itu ya, yang diindikasikan hasil pemeriksaan tentunya, me­mang mereka ikut dalam demo itu, saya juga dapat koordinasi dengan Mabes Polri.

Apakah dari pemeriksaan itu terindikasi mereka beru­paya menyusup dalam aksi Bela Islam III hari ini?
Kalau kita lihat seperti itu potensi pasti ada. Kita ikuti terus kelompok-kelompok yang garis keras itu. Supaya tidak mengambil momentum ini (aksi 212).

Sekarang hasil penelitian Densus 88, ternyata mereka ikut dalam itu, memang meren­canakan walaupun tidak bersen­jata. Tapi merencanakan untuk langkah-langkah yang negatif gitu ya, seperti mau mendekati petugas gitu.

Sudah terindentifikasi jaringan yang berpotensi meny­usup ini?
Masih dikembangkan terus, seperti penangkapan di Aceh. Artinya potensi juga besar gitu, sekarang sudah dikembangkan seluruhnya, mudah-mudahanPolri bisa bergerak cepat mengambil jaringannya, untuk mengantisipasi.

Lantas apa langkah taktis BNPT?
Sejak awal sebelum tanggal empat pun, kita sudah menurunkan anggota kita ikut me­monitor. Kita punya data daerah-daerah potensial, termasuk mantan-mantan yang sudah keluar, kita ikuti gerakannya. Supaya tidak mengambil mo­mentum ini.

Sama seperti dilaksanakan Mabes Polri juga. Kita sama-sa­ma bekerja sama dan itu ternyata telah didapatkan memang ada langkah-langkah mereka, walau­pun sifatnya konsolidasi setelah kejadian.

Jadi potensi aksi 212 dis­usupi oleh jejaring terorisme masih cukup besar?

Saya katakan sekali lagi, po­tensi itu selalu ada ya, melihat dari hasil interogasi yang diser­ahkan oleh Densus 88. Dan tidak menutup kemungkinan untuk kelompok yang lain.

Konsep pencegahan yang dilakukan BNPT ke depan seperti apa sih?
Ini kita laksanakan per Januari 2017, Sebenarnya kita melibat­kan 17 kementerian. Tapi justru bertambah menjadi 27 kemen­terian, jadi itu yang mau kita jangkau seluruhnya.

Imbauan anda untuk masyarakat, khususnya berkaitan dengan aksi 212?

Tetap yang tenang ya, guna­kan hak silakan. Tapi jangan membuat hal-hal yang negatif. Kita bangsa yang besarlah ya. Jangan terganggu kehidupan so­sial, bagaimana menjaga hidup kerukunan beragama. Kita ingat sejarahlah, jangan memaksakan kehendak. Justru kita adalah negara majemuk, negara bhin­neka tunggal ika. Jangan sampai nanti kisruh suasana.

Selain itu?
Masyarakat juga harus berperanaktif kalau ada kejang­galan dan sesuatu yang tidak lazim, segera laporkan. Karena kepedulian masyarakat juga sangat membantu dalam men­gantisipasi terorisme. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA