PPP versi Muktamar Asrama Haji dengan Ketua Umum (Ketum) Romahurmuziy (Romy) mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. PPP versi Muktamar Jakarta dengan Ketua Umum Djan Faridz mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saeful Hidayat.
Dualisme dukungan Partai berlambang Ka'bah itu tidak terÂlihat di kantor pusat partai yang berada di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat ini. Di bangunan tiga lantai itu, hanya ada satu banner hijau berukuran besar. Isinya "Ahlan wasahlan (selamat datang) Ahok-Djarot, Cagub-cawagub DKI Jakarta Pilkada 2017".
Tak ketinggalan foto Ketum DPP PPP versi Muktamar Jakarta Djan Faridz dan Sekjennya, Ahmad Dimyati Natakusuma bersanding dengan foto Ahok-Djarot di banner yang cukup mencolok dari Jalan Diponegoro itu. Puluhan bendera PPP juga terpasang mengelilingi kantor warna krem dan hijau itu.
Pada Senin (17/10), PPP kubu Djan Faridz mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan petahana Ahok-Djarot. Deklarasi dilaksanakan di kantor DPP PPP Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Sehari pasca deklarasi, kantor dalam keadaan sepi. Beberapa pen gurus elit partai juga tidak terlihat berkantor. Namun, beÂberapa orang terlihat merapikan ruangan yang sebelumnya diguÂnakan untuk tempat deklarasi.
Tapi, tidak terlihat satu pun spanduk maupun banner dukunganpartai ini terhadap pasanÂgan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. "Kantor ini hanya ditempati pengurus Djan Faridz. Kubu Romy sudah lama tidak berkantor di gedung ini," ucap Wakil Sekjen PPP kubu Djan Faridz, Yunus Razak di gedung ini, kemarin.
Di ruang tamu berjejer foto Ketum DPP PPP dari massa ke massa yang dibingkai rapi dalam figura berukuran besar. Mulai dari Ismail Hassan Merareum, Hamzah Haz, Suryadharma Ali hingga terakhir Djan Faridz. Foto Ketum PPP versi Muktamar Surabaya, Romahurmuziy tidak dipasang. "Kantor (PPP) Romy sekarang di Tebet," ucap Yunus.
Yunus menyatakan, Ahok sangat berpeluang terpilih kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
"Kami tidak melihat agama seseorang. Yang penting guÂbernur terpilih bisa membawa kepentingan umat Islam, pasti akan kami dukung," ucapnya.
Dia mengaku tidak khawatir suara partainya di Jakarta akan terpecah karena mendukung pasangan
incumbent. Penyebabnya, Djan Faridz beserta keluarganya merupakan warga asli Jakarta.
"Masyarakat tingkat bawah akan mengikuti ketua umum yang orang Jakarta," klaimnya.
Terkait Ketua DPW PPP DKI Jakarta kubu Djan Faridz, Abraham Lunggana yang menoÂlak pasangan Ahok-Djarot, Yunus tidak mempermasalahkanÂnya. Pasalnya, menurut dia, dukungan Lulung kepada pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebagai dukungan pribadi, bukan partai. Akan tetapi, pihaknya sering berdiskusi dengan Lulung terkait Pilkada DKI Jakarta.
"Akhirnya partai menugaskan Lulung untuk membangun koÂmunikasi politik dengan kandiÂdat-kandidat lain," ucapnya.
Yunus juga tidak mengambil pusing tudingan sejumlah pihak bahwa dukungan ke pasangan Ahok-Djarot tidak diperkuat ketentuan hukum yang berlaku. Sebab, saat ini Kemenkumham hanya mengakui kepengurusan PPP kubu Romy.
"Itu terserah KPU saja. Yang penting, kami telah mengeluarkan rekomendasi mendukung pasangan Ahok-Djarot," tandasnya.
Kendati demikian, dia berÂharap, Menkumham secepatnya mengesahkan kepengurusan PPP kubu Djan Faridz karena telah mengantongi Putusan MA Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015 tertanggal 2 November 2015. Dalam putusan itu, MA membatalkan kepenguÂrusan hasil Muktamar Surabaya yang menunjuk Romahurmuzy sebagai Ketua Umum.
MA juga memutuskan bahwa pengurus yang sah adalah hasil Muktamar Jakarta, dengan Djan Faridz sebagai Ketua Umum DPP PPP. "Semoga Menkumham bisa melihat fakta-fakta hukum yang ada," harapnya.
Bagaimana tanggapan PPP kubu Romy? Sekjen DPP PPP kubu Romy, Arsul Sani tidak terlalu khawatir dukungan PPP kubu Djan Faridz terhadap Ahok-Djarot akan mempengarÂuhi perolehan suara pasangan Agus-Sylviana. Sebab, menurutÂnya, kader PPP yang mendukung Ahok sangat sedikit. "Paling banyak 20 kader PPP yang mendukung Ahok," sebut dia.
Keyakinan Arsul didasari deklarasi dukungan PPP Djan terhadap Ahok-Djarot tidak banyak dihadiri kader PPP, melainkan kader luar partai. "Jadi, tidak perludiambil pusing," tandasnya.
Lebih lanjut, Arsul mengangÂgap dukungan kubu Djan sebaÂgai dukungan personal, bukan dukungan dari PPP. "Siapa peÂmangku kepentingan partai yang hadir deklarasi. Alim ulama, habaib? Tidak ada struktur PPP di situ. Pak Lulung saja sudah jelas mendukung Agus-Sylvi," sebutnya.
Selain itu, anggota Komisi III DPR ini juga menegaskan, putuÂsan MA yang selama ini menjadi pegangan kubu Djan Faridz tidak kuat karena putusan tersebut merupakan perkara perdata.
"Kami harap kubu Djan tidak terus menggunakan keputusan tersebut," tuturnya.
Arsul menambahkan, gugatan yang dikabulkan MA adalah muktamar islah yang akhirnya dikeluarkan SK kepengurusan oleh Menkumham.
Latar Belakang
Pendaftaran Cagub & Cawagub DKI Jakarta Sudah SelesaiKonflik di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terus berlanjut. Kini, kubu Djan Faridz dan kubu Romahurmuziy (Romy) berbeda dukungan terÂhadap pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur daÂlam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Dukungan kubu Romy terhÂadap Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni telah lebih dulu dilakukan. Bersama Partai Demokrat, PAN dan PKB, PPP mendaftarkan pasangan ini ke KPUD DKI Jakarta pada Jumat (23/9).
Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya, Romahurmuziy (Romy) mengatakan, pihaknya mengkonsolidasikan kekuaÂtan tingkat struktural partai unÂtuk mendukung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
"Anggota DPRD DKI dan DPR yang 39 orang, akan kami kerahkan ke dalam 44 kecamatan di DKI untuk menjadi komanÂdan-komandan pemenangan," ujar Romy.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan menggunakan jalur struktural partai, baik itu di tingkat kecamatan, tingkat rantingkelurahan dan anak ranting RW.
Dia menambahkan, partainya telah menyiapkan 268 posko pemenangan Agus-Sylviana untuk memastikan pasangan itu mendapatkan suara dukungan maksimal. Selain itu, pihaknya juÂga akan menyiapkan jalur kultural partai, seperti lingkunganpondok pesantren, ulama dan kyai.
Hampir sebulan kemudian, giliran PPP kubu Djan Faridz mendeklarasikan dukungan terÂhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Deklarasi dilakukan di kantor PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (17/10). Selain PPP, pasangan petahana ini telah lebih dahulu diduÂkung PDIP, Partai Golkar, Partai Nasdem dan Partai Hanura.
Djan mengatakan, partainya mendukung Ahok dalam Pilkada DKI 2017 karena telah melakÂsanakan banyak hal untuk keÂpentingan umat Islam. Seperti, membangun perpustakaan Islam hingga membangun sejumlah masjid di Jakarta. "Tapi, beliau tidak pernah publikasikan apa yang dia laksanakan," ujar Djan.
Dengan berbekal itulah, kata dia, partainya tidak ragu menduÂkung Ahok dalam Pilkada DKI tahun 2017. "Ini menjadi sesuatu yang luar biasa bagi kami Partai Islam. Kami bulat menyatakan mendukung Ahok dan Djarot," tegasnya.
Terpisah, Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno mengatakan, proses pendaftaran pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta sudan selesai, sehingga partai politik tidak bisa menarik dukungan maupun memberikan dukungan baru kepada pasangan calon.
Waktu pendaftaran itu, lanjut Sumarno, PPP kubu Romy sudah memberikan dukungan kepada Agus-Sylviana. "KPU sudah kaÂtakan sah. Berarti sudah selesai. Jadi, tak ada dukungan baru," tegas Sumarno,
Menurut Sumarno, dukungan PPP yang sah terdaftar di KPUD DKI Jakarta berasal dari kubu Romy. Dukungan tersebut pun sudah diverifikasi. Walaupun sekarang ada perkembangan baru, bahwa PPP kubu Djan menduÂkung Ahok-Djarot, lanjutnya, hal itu tidak berpengaruh apa-apa.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, dukungan PPP kubu Djan kepada Ahok-Djarot tidak akan dicatat KPUD DKI. Sebab, dukungan kubu Romy sudah dinyatakan sah. "Dukungan di luar masa pendaftaran, tidak bisa diadminÂistrasikan di KPU," tegasnya.
Seperti diketahui, Pilkada Jakarta yang akan berlangsung pada 15 Februari 2017 diikuti tiga pasangan calon. Pasangan Ahok-Djarot diusung PDIP, Partai Nasdem, Partai Hanura dan Partai Golkar. Kemudian, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Mereka diusung empat parpol, yakni PKB, PAN, PPP dan Partai Demokrat. Selanjutnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Mereka diusung Partai Gerindra dan PKS. ***