Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Masih Ada Darah Kering Di Tengah Tiang Beton

Melihat TKP Pekerja Normalisasi Ciliwung Yang Putus Kakinya

Selasa, 18 Oktober 2016, 10:27 WIB
Masih Ada Darah Kering Di Tengah Tiang Beton
Foto/Net
rmol news logo Proyek normalisasi Kali Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta memakan korban. Salah seorang pekerja, Muaf Jaelani tertimpa sheet pile beton karena putusnya tali sling baja crane, Minggu (16/10). Akibatnya, tangan kanannya luka dan kaki kanannya putus.

Tempat kejadian perkara (TKP) di pinggir Kali Ciliwung, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan telah dipasang police line atau garis polisi, kemarin.

Tidak terlihat satu pun peker­ja beraktivitas di tempat terse­but. Crane yang biasa diguna­kan untuk mengangkat tiang pancang dibiarkan teronggok di tengah sungai. Tali yang putus masih dibiarkan menggantung di atas crane.

Sisa-sisa kecelakaan masih dibiarkan seperti saat kejadian. Tiang pancang sepanjang 10 meter tetap dibiarkan terjatuh di pinggir kali. Di tengah-tengah tiang beton itu, terlihat ceceran darah yang telah mengering sangat jelas.

Tidak hanya di tiang pancang, darah juga berceceran di besi yang biasa digunakan untuk pe­nyangga paku bumi. Namun, sisa darah sudah tidak terlihat lagi karena telah ditutup terpal. "Kalau tidak ditutup, ngeri, darahnya banyak banget yang ber­ceceran di tiang pancang," ujar Awaluddin Yusuf, salah seorang saksi mata.

Kendati terjadi kecelakaan, proyek pengerjaan normalisasi Kali Ciliwung tetap dilanjutkan. Tidak jauh dari tempat terjadinya kecelakaan, crane dan beberapa pekerja masih terlihat memasang tiang pancang di pinggir kali. Mereka mengangkat tiang pan­cang, dan memasukkan dalam-dalam ke tanah seperti tidak pernah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan satu pekerja menderita luka berat.

"Titik itu beda kontraktor, jadi tetap boleh memasang tiang pancang," ujar Awaluddin.

Saat mengingat kejadian Minggu pagi (16/10) itu, Awaluddin lantas terdiam cukup lama. Wajahnya yang semula ceria berubah menjadi sedikit muram. "Saya ngeri mengingat kejadian kecelakaan kemarin," ucapnya dengan wajah sedih.

Pria setengah baya ini lantas mengingat, sekitar pukul 10 pagi, saat dia asyik membersihkan rumahnya dekat lokasi kejadian, tiba-tiba mendengar bunyi "krak" keras sekali. Dia lantas berlari ke asal suara. Begitu sampai di lokasi kejadian, Awaluddin mual dan duduk terdiam melihat darah berceceran di mana-mana. "Saya bengong lihat luka korban yang sangat parah," tuturnya.

Tak lama kemudian, dia mem­beranikan diri bersama teman­nya dan empat pekerja menolong korban yang terjepit beton besar. Karena tidak kuat menggunakan tangan, akhirnya menggunakan crane untuk mengangkat beton yang menimpa tubuh korban.

"Setengah jam, baru berhasil mengangkat korban yang terjepit beton," ucapnya.

Setelah itu, korban dibawa menggunakan mobil salah satu tetangganya. Saat di dalam mobil, Awaluddin terus melihat ke arah depan, karena tidak tega melihat korban yang banjir darah dan kaki kanannya putus.

Tubuh korban, lanjutnya, ditu­tup kain agar tidak kedinginan. "Saat kejadian, korban masih sadar, tapi terus mengerang ke­sakitan," ceritanya.

Awalnya, rekan-rekan kerja korban menyarankan korban dibawa ke RS Budi Asih, namun Awaluddin menolak karenalokasinya jauh dari Bukit Duri, apalagi kondisi korban sudah sangat mengkhawatirkan.

"Akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Premiere Jatinegara yang tak jauh dari Bukit Duri," tandasnya.

Begitu sampai rumah sakit, darah korban sudah mengering dan menggumpal. "Tuhan masih memberi panjang umurnya. Semoga bisa lekas sembuh," doa Awaluddin.

Kepala Seksi Keselamatan Ketenagakerjaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Khadik Triyanto mengatakan, proyek pemasangan tiang pancang di Kali Ciliwung wilayah Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan dihentikan sementara.

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kecela­kaan yang mengakibatkan satu orang luka berat itu. "Kami akan lakukan pemeriksaan, pengujian dan kelayakan alat pemasangan crane," ujar Khadik di Bukit Duri, kemarin.

Menurut Khadik, operator crane yang memindahkan paku bumi tersebut harus memilikilisensi. "Kalau tidak, ada pelanggaran. Kalau memang ada pelanggaran, kita segel," tandasnya.

Dalam mengerjakan proyek normalisasi Kali Ciliwung, Khadik menyatakan, keselamatan kerja harus menjadi prioritas. Namun, pihaknya belum menge­tahui secara rinci kejadian terse­but, karena harus mengecek dokumennya terlebih dahulu.

"Bukan mencari siapa yang salah. Tapi, kami ingin pastikan, apakah semua sudah dilakukan sesuai aturan atau belum," tandasnya.

Ke depan, Khalid meminta ada beberapa hal yang diperbaiki dalam pelaksanaan proyek nor­malisasi Kali Ciliwung. Seperti tidak ada penghalang antara lokasi proyek dengan penduduk. "Anak kecil bisa masuk ke lokasi proyek. Semoga peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi," harapnya.

Selain itu, dia menyesalkan tali yang digunakan crane untuk mengangkat tiang pancang ter­lalu kecil. Mirip tali yang digu­nakan untuk menarik kendaraan di jalan raya. "Seperti tali buat narik angkot saja," sindirnya.

Sementara, Kapolsek Tebet Kompol Nurdin Arrahman mengatakan, kepolisian masih melakukan investigasi terkait ke­celakaan kerja di Kali Ciliwung. Namun, pihaknya belum menemukan unsur kelalaian dalam kecelakaan tersebut.

"Pastinya, standar operasional prosedurnya akan kita tanya­kan," ujar Nurdin di Bukit Duri, kemarin.

Menurut Nurdin, kepolisiantelah meminta keterangan enam saksi. Yaitu, pekerja, mandor, pengawas dan warga. Berdasarkan keterangan saksi, korban Muaf Jaelani tengah mengarahkan pemindahan tiang pancang tersebut. "Tiba-tiba tali pengait tiang pancang jatuh dan menimpanya," kata Nurdin.

Karena tidak bisa menghindar, korban tertimpa paku bumi dan mengenai kaki sebelah kanan hingga luka parah. "Kaki kanan korban luka putus, serta tangan kanan sebatas lecet," sebutnya.

Untuk mengetahui lebih pastinyakecelakaan tersebut, dia mengatakan, Puslabfor Mabes Polri akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hari ini. "Melalui pemeriksaan bisa dike­tahui, apa penyebab pastinya dan kenapa sampai terjadi," ujarnya.

Saat ini, kata dia, pihak kepolisian telah mengamankan be­berapa barang bukti untuk proses investigasi lebih jauh. Seperti, sling, helm dan sepatu boot milik korban. Selama proses investi­gasi itu, pihak kepolisian menu­tup sementara proyek tersebut, tujuannya untuk sterilisasi lokasi kejadian dan menghindari jang­kauan warga sekitar.

"Satu dua hari ini kita hentikan dulu karena masih ada police line. Setelah olah TKP oleh Puslabfor selesai, baru kita buka kembali," pungkasnya.

Latar Belakang
Tali Sling Putus Saat Muaf Jaelani Arahkan Tiang Pancang Ke Lubang

Nasib tragis dialami Muaf Jaelani. Pekerja swasta berumur 25 tahun ini, tertimpa sheet pile beton karena putusnya tali sling baja crane pada Minggu (16/10). Akibatnya, tangan kanannya menderita luka dan kaki kanan­nya putus tertimpa beton, sehingga dia harus diamputasi.

Saat itu, Muaf bersama dengan empat pekerja lainnya, sedang mengerjakan proyek normalisasi Kali Ciliwung di RT 010 RW 012, Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Saat kejadian, Muaf bersama temannya, Catur sedang menga­rahkan tiang pancang beton ke lubang bresing, namun tiba-tiba tali sling yang menghubungkan tiang pancang dan crane pu­tus, sehingga menimpa korban dan mengenai kaki kanannya. Akibatnya, kaki kanan korban luka putus dan tangan kanannya sebatas siku, lecet.

Selanjutnya, korban dibawa ke Rumah Sakit (RS) Premiere Jatinegara dan dirawat hingga saat ini. Tak lama setelah keja­dian, pihak kepolisian menga­mankan tempat kejadian perkara (TKP) dengan memasang garis polisi. Polisi juga memeriksa para saksi dan penanggung jawab proyek di TKP.

Selain itu, polisi juga akan me­meriksa kualitas tali sling yang digunakan untuk menarik tiang pancang. Pemeriksaan ini untuk mengetahui, bagaimana kondisi tali tersebut dan berapa lama periode penggantian tali slingnya. Untuk itu polisi akan memeriksa operator eskavator, mandor proyek, dan pihak terkait lainnya.

Kepala Humas Rumah Sakit Premier, Sukendar mengatakan, Muaf Jaelani sedang menjalani pe­mulihan atau tahap penyembuhan. Ia memastikan, Muaf sudah ditanganisesuai prosedur kedokteran.

"Saat ini korban sudah berada di ruang ICU. Kaki kanan diamputasi, tangan kanan korban mengalami luka-luka," ujar Sukendar.

Namun, Sukendar belum bisa memastikan, kapan korban bisa pulang karena menunggu kepu­tusan dokter terlebih dahulu. Terlebih lagi, pihaknya juga me­mantau kondisi psikologis korban seusai insiden tersebut. "Korban masih mengalami trauma pasca kejadian," katanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA